Ari Tarigan Siswa SMP Penemu Obat Pembasmi Keong Mas Untuk Sawah Petani
Foto: Ari Ananda Tarigan (tengah) dkk menunjukkan ramuan pembasmi hama keong mas temuan mereka. IST/ST |
Karogaul.com – Ramuan pembasmi hama keong mas temuan siswa kelas XI SMP Negeri 1
Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) akan dipertandingkan di Olimpiade
Sains Nasional (OSN) di Kota Palembang pada tanggal 15-21 Mei nanti. Obat hasil
penelitian Ari Ananda Tarigan dkk itu diharapkan bakal meraih medali emas.
Bahan-bahan pembuat ramuan mujarab itu sangat sederhana, hanya dari daun
tanaman gulma yang di daerah itu disebut sipaet-paet dan satu jenis daun
lagi yang masih dirahasiakan. Ari menjelaskan, penemuan itu berawal dari tugas sekolah. Mereka disuruh
menganalisis kandungan serat dari dedaunan. Tanaman sipaet-paet
sendiri banyak tumbuh di lahan tak terawat, di tepi jalan raya, bahkan di
pekarangan dekat sekolahnya juga ada. Ketika air perasan kedua jenis daun
itu dicampur dengan air mineral, ternyata sangat ampuh membunuh hama yang
merupakan musuh bebuyutan para petani padi itu.
“Awalnya dari ketidak sengajaan saya memilih bahan alami yakni daun sipaet-paet
dan daun lainnya untuk bahan penelitian tugas sekolah,” ujar Ari kepada
wartawan di laboratorium sekolahnya, Jumat (29/4). Dengan bimbingan guru fisikanya Agus Hutabarat, Ari dkk melakukan
penelitian lanjutan. Hingga akhirnya formulanya bisa disempurnakan lagi. Tak
disangka, ramuan berbahan alami itu tak kalah ampuh dengan racun kimia yang
biasa dipakai petani.
“Tadinya tugas penelitian itu hanya sebatas menguji khasiat daun sipaet-paet
dan daun lainnya. Mereka tidak membahas bentuk pengemasan idealnya untuk
membasmi hama,” ungkap Pak Guru Agus.
Berangkat dari temuan yang tak disengaja itu, Ari dkk lantas melanjutkan
penelitian. Hingga akhirnya formulanya bisa disempurnakan lagi. Tak disangka,
ramuan berbahan alami itu tak kalah ampuh dengan racun kimia yang biasa dipakai
petani.
Mereka sudah beberapa kali menguji obat temuan itu di persawahan. Hasilnya
luar biasa, lima jam pasca ramuan itu disemprotkan ke lahan dan tanaman, keong
mas langsung mati, tanpa merusak tanaman.
Menurut Pak Guru Agus, saat ini ramuan itu masih berupa cairan, maka masih
perlu ada penelitian lanjutan untuk mempermudah kemasan formulanya, apakah
misalnya diekstrak menjadi bentuk tablet kecil atau dipadatkan seperti pupuk.
Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Tapteng Delta Pasaribu mengapresiasi
temuan siswa yang inovatif tersebut. Menurut Delta, ramuan itu dapat
dikembangkan. Dengan begitu para petani akan lebih gampang membasmi keong mas
dengan metode yang tergolong tradisional itu.
“Kalau bahan alami tidak berbahaya terhadap lingkungan karena tidak ada
residu kimia yang dihasilkan,” ungkap Delta.
Pihaknya mendorong segera dilakukan analisis atas temuan itu, termasuk
apakah bisa dikomersilkan. “Kami akan memberikan pendampingan terhadap
inovasi-inovasi yang positif,” pungkasnya. (Suaratapanuli)