Terkubur Manik-manik selama 4000 Tahun, Keluarga Pemimpin Ini "Hidup" Kembali
![]() |
Wajah dari masa lalu Kanada muncul kembali dalam rekonstruksi digital berdasarkan sisa-sisa kerangka dan artefak yang ditemukan di kuburan mereka. |
"Ini
adalah beberapa penguburan paling rumit di Amerika Utara sebelum terjadi kontak
dengan penduduk Eropa," terang Terence Clark, seorang arkeolog di
University of Saskatchewan di Saskatoon yang memimpin proyek tersebut.
Pada tanggal 1
Juli, peringatan 150 tahun Konfederasi Kanada, dua museum Kanada memberi gambaran sekilas
tentang keluarga kuno ini kepada publik. Dalam pameran baru yang besar, Museum
Sejarah Kanada di
Quebec dan Museum Swiya di British Columbia meluncurkan rekonstruksi wajah
digital dari pemimpin dan keluarganya ini.
Dibuat oleh tim
ilmuwan antropologi-biologi dan pakar citra yang dihasilkan komputer (CGI)
disertai konsultasi dengan para tetua Shíshálh—masyarakat asli Kanada, rekonstruksi tersebut terlihat
sangat hidup.
"Ketika
masyarakat kami datang dan melihat rekonstruksi ini, mereka mengatakan bahwa
wajah-wajah tersebut seperti paman saya dan ada pula yang seperti
istrinya," tutur Keith Julius, seorang anggota dewan Shíshálh Nation di
Sechelt, B.C.
Situs kuburan
pertama kali terungkap setelah para peneliti melihat kerang dan artefak yang
terkikis dari sebuah tumpukan di wilayah barat laut Vancouver. Kunjungan
berikutnya mengungkapkan beberapa manik-manik batu, sehingga mereka meminta
para arkeolog untuk menyelidiki.
Di sebuah
kuburan berbentuk piring yang dihiasi dengan oker merah, para arkeolog
menemukan sisa-sisa kerangka seorang pria berusia sekitar 50 tahun, yang
berbaring meringkuk di sisinya dan menghadap ke laut. Hampir 350.000
manik-manik batu kecil—yang cukup untuk mengisi bak mandi—menutupi seluruh
permukaan tubuhnya.
Memproduksi
begitu banyak manik-manik dengan tangan akan memakan banyak waktu, ujar Clark.
Terbuat dari serpihan potongan kecil batu lumpur, masing-masing manik harus
ditumbuk ke dalam cakram kira-kira setengah ukuran aspirin, lalu dibor dengan
sebuah lubang.
Ketika arkeolog
Brian Thom dari University of Victoria mencoba meniru proses ini beberapa tahun
yang lalu dengan potongan batu tulis dan peralatan batu tradisional, dibutuhkan
waktu 13 menit untuk membuat satu manik batu saja. Pembuat manik berpengalaman
bisa saja mempercepat proses produksi dan melipatgandakan hasilnya, ujar Clark.
Namun, tetap saja diperlukan lebih dari 35.000 jam untuk membuat pakaian
manik-manik upacara pemimpin.
Dalam
masyarakat yang tak mengenal uang, di mana jam kerja setara dengan nilai,
manik-manik merepresentasikan kekayaan yang fantastis,” ungkap Alan McMillan,
seorang arkeolog di Universitas Simon Fraser di Burnaby yang bukan bagian dari
tim.
Karena Clark
dan rekan-rekannya memperluas penggalian tersebut, mereka menemukan lebih
banyak penguburan dari periode yang sama, dan lebih banyak kekayaan kuno di
dalamnya. Hanya beberapa meter dari kepala pemimpin, tim tersebut menemukan
sisa tubuh seorang wanita yang meninggal antara usia 19 dan 23 tahun. Para
pengiring jenazah telah mengikat kalung kerang yang berkilau di lehernya dan
menghiasi tubuhnya dengan 5.700 manik-manik batu.
Selain itu,
para arkeolog menemukan hampir 3.200 butiran manik-manik dari kulit kerang pada
sedimen di sekitar tengkoraknya. Butiran tersebut berukuran kurang lebih dua
setengah kali sebutir pasir dan lebih sulit dibuat daripada manik-manik batu.
"Kami telah menunjukkan penemuan tersebut kepada pakar manik di seluruh
dunia dan mereka tidak tahu bagaimana pembuatannya," kata Clark.
Manik-manik
kecil itu bisa saja ditenun ke dalam rambut wanita muda itu sebagai hiasan.
“Mereka pasti berkulit putih, cerah, berkemilau, dan memiliki rambut hitam.
Saya pikir mereka pasti sangat cantik,” kata Clark.
Di dekat wanita
muda itu, tim menemukan dua kuburan lainnya. Salah satu kuburan berisi
sisa-sisa dua pemuda yang dikubur dengan 2.200 manik-manik dari batu dan kulit
kerang. Setelah memeriksa penemuan, ahli Antropologi-Biologi dari Museum
Sejarah Kanada,
Jerome Cybulski, mengungkapkan bahwa kedua pria itu merupakan saudara kembar,
berdasarkan beberapa ciri yang ditemukan.
"Mereka
memiliki struktur gigi dan pola tengkorak yang sama,” ucap Clark. Sedangkan,
makam lainnya terdapat bayi yang memiliki jejak oker merah pada kerangkanya.
Kini, jejak oker merah ini sering digunakan di acara ritual Northwest Coast.
Cara keluarga
besar kuno ini dalam menimbun kekayaan tersebut selama 3.700 tahun nampaknya
masih menjadi misteri. Kala itu, masyarakat yang tinggal di tepi Laut Salish
masih mencari nafkah dengan memancing, berburu rusa, dan mencari makan dengan
mengolah tanaman akar yang kaya karbohidrat. Mereka belum mampu mendapatkan
budak atau tinggal di rumah panjang yang mampu menampung banyak keluarga
besar—suatu kondisi yang dapat meningkatkan akumulasi kekayaan.
Clark
menganggap bahwa keluarga pemimpin ini memiliki pengetahuan yang sangat
berharga bagi keluarga lain. Orang-orang memberikan banyak hadiah kepada
garis keturunan keluarga pemimpin ini setiap kali ada perayaan atau pesta.
“Keluarga ini sangat kaya karena mereka memiliki pengetahuan khusus tentang
ritual atau spiritual,” kata Clark.
Andrew
Martindale, seorang arkeolog di Universitas British Columbia yang bukan anggota
tim, menganggap penemuan yang luar biasa itu menunjukkan bahwa "sejarah
tidak sesederhana yang kita duga." Ia juga memuji cara tim peneliti dan
para tetua Shíshálh dalam bekerja sama menciptakan rekonstruksi wajah baru dari
keluarga besar kuno ini.
"Nampaknya,
ini merupakan proyek yang sangat kolaboratif dan saling menghormati untuk
menunjukkan siapa mereka sebenarnya," katanya. "Dan saya pikir itu
sangat penting."
Sumber : kompas.com & National Geographic Indonesia