Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Bagaimana Cara Orang Karo Melestarikan Budayanya ?


Karo Gaul - Inilah keunikan orang Karo dalam melestarikan budayanya. Yang paling popular adalah dengan mengadakan gendang - gendang dalam arti mengundang pemusik Karo dan Artisnya dalam berbagai kegiatan atas nama suku. Acara yang paling unik tetapi umum adalah gendang-gendang saat Remaja Karo menari di Guro-guro aron. Adapun cara - cara orang Krao yang sering kita lihat bagaimana cara orang ini melestarikan budayanya adalah sebagai berikut ?:

1. Kerja Tahun, yaitu acara yang dilakukan setelah Masa Panen tiba. Dalam kegiatan ini biasanya dilakukan diwilayah tertentu didaerah Karo misalnya di kelompok desa dalam sebuah kecamatan.  Biasayanya mengundang seluruh sanak saudara dan juga para perantau untuk kembali bersama bersilatuahmi dan juga menikmati hasil panen. Pada saat itulah diadakan acara gendang-gendang dimana setiap merga dan setiap kelompok umur diundang untuk menari keatas pentas. Dalam hal ini menjadi stimulan bagi anak-anak Karo dari sejak kecil berlatih diri untuk menari. Gambar di bawah adalah sekelompok remaja Karo yang sedang menari.

2. Kegiatan di sekolah dan universitas, pada umumnya dilakukan berkelompok dan sesuai dengan kesepakan mahasiswa Karo. Gendang ini dikenal dengan Gendang Guro-guro Aroan, acara ini mengundang juga setiap mahasiswa atau pelajar dan guru/dosen Karo untuk bersama-sama menari KARO. Kegiatan ini sdh berkembang ke luar daerah Karo hingga ke universitas di Jawa.

3. Pelantikan kelompok pemuda, karang taruna dan sebagainya, bisanya kelompok ini terdapat diberbagai posisi baik ditingkat kecamatan dan desa bahkan hngga di tingkat nasional sekalipun.  Hal ini juga telah menjadi trend nasional suku Karo, contoh saja, acara gendang muda mudi Karo di kota Bogor dan sekitarnya yang berlangsung tahun lalu.

4. Acara perayaan kebesaran agama, baik Natalan, Tahun baru, Lebaran dan sebagainya. Di gereja Karo, gendang-gendang Karo secara umum merupakan kegiatan yang dilakukan minimal setahun sekali. Di daerah Karo Muslim seperti Langkat/Binjei juga dilakukan pada perayaan Hari raya Idulfitri.

5. Berbagai acara adat pada umumnya melakukan acara gendang-gendang seperti acara memberikan kehamatan man orang tua yaitu acara memberikan kehormatan kepada orang tua yang biasaya dilakukan pada orang tua yang semua anaknya telah berkeluarga  dan telah memilki cucu bahkan cicit. Orang tua seperti ini dihormati diangap sebagai orang tua yang sukses dalam menjalankan kehidupan keluarganya disebut cawir metua. Dalam acara ini semua keluarga diundang dan diberikan kesempatan untuk menari dipangung.

6. Acara nasional seperti 17 agustusan dan sejenisnya. Acara lainnya adalah seperti acara tambahan, ulang tahun, wisuda sarjana, naik jabatan, acara selamatan dan ucapan terimakasih kepada TUHAN dan juga handai tolan secara adat. Hal itu semua mendukung kepada pelestarian budaya KARO, orang Karo dalam perjalannan hidupnya akan terikat secara adat, minimal disaat mereka akan menikah maka mereka memilki kewajiban untuk menari di atas panggung. 

Secantik apapun dan seganteng apapun mereka, setinggi apapun pendidikannya dan pangkat/gelarnya/jabatanya maka mereka yang menjadi orang Karo harus mengikuti peradatan. Peradatan itu marupakan bagian dari proses dalam pembentukan baik dalam masyarakat umum dan tentunya bagi suku Karo. Demikianlah saat ini dimana-mana terus berlangsung pelestarian budaya suku Karo melalu acara gendang-gendang budaya Karo ini. 

Salah satu indikatornya dapat disearch di google dan youtube setiap bulannya semakin banyak kegiatan yang seperti ini di upload ke media cyber space itu. Inilah keunikan pelestarian budaya Karo, berjalan dengan sendirinya dalam ketertarikan dan keterikatan budaya.
Oleh : Bode Haryanto Tarigan