Produk Pilihan
Kesing KaroCek Fakta: Kebohongan China dan WHO tentang Covid-19 Terbongkar
Publikasi 8 Juni 2020
Karogaul.com - Beredar rumor di media sosial dengan
klaim bahwa China dan Badan Kesehatan Dunia (WHO) berbohong tentang wabah virus corona yang
menjangkiti duni sekarang.
Kabar yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya itu mengklaim Italia berjasa membongkar
kebohongan China dan WHO. Sebenarnya, menurut rumor itu, penyakit yang
menghantui dunia sekarang bukan disebabkan virus melainkan bakteri, namun
selama ini fakta itu ditutup-tutupi.
Italia-lah yang kali pertama menguak
kebohongan itu, setelah menolak menguburkan langsung jenazah pasien Covid-19,
namun mereka lebih dahulu mengautopsinya sehingga diketahui penyebabnya adalah
bakteri. Bakteri itu membuat pembuluh darah melebar dan membeku sehingga
langsung diketahui obatnya.
Berikut ini narasi rumor tentang
kebohongan China dan WHO itu:
TOLONG DIBACA SAMPAI SELESAI HAL
DIBAWAH INI (PENTING..!!!).
Corona Virus adalah BOHONG...bukan
dari Virus tapi dari Bakteri....semua ini diketahui oleh negara Itali..setelah
mereka MENG-AUTOPSI JENAZAH KORBAN CORONA...
Ternyata CINA dan WHO menyuruh
langsung dikubur dgn ditakut- takuti tertular Covid 19...padahal
tujuan mereka supaya mayat tidak diautopsi.....yg berani melakukannya hanya
ITALIA..dan ternyata diketahui oleh para ahli kedokteran, penyebabnya kematian
adalah oleh bakteri (bukan Virus), dimana bakteri tersebut membuat pembuluh
darah melebar dan membeku..maka langsung diketahui obatnya...setelah diminumkan
obat tersebut kpd 1400 orang yg positif covid...langsung sembuh (baca dibawah
ini akan diberitahu obatnya, ternyata diapotik kita banyak sekali)
Pantas Presiden Trump mengatakan :
WHO menjadi boneka CINA
(mari kita baca dibawah ini)
CINA dan WHO..BERBOHONGI TENTANG
COVID -19
Cina dan WHO menipu dgn mengatakan
bahwa covid 19 adalah Virus dan menganjurkan supaya semua org yg terjangkit utk
memakai ventilator (spy semua negara membeli alat ini).
??WHO melarang semua negara utk melakukan autopsi terhadap mayat Covid dgn alasan akan tertular.
????Tapi ITALIA tdk perduli, mereka
tetap melakukan Autopsi dan mendapatkan kenyataan, ternyata BUKAN VIRUS YG
MENYEBABKAN KEMATIAN, TETAPI BAKTERI YG MENYEBABKAN PEMBULUH DARAH MELEBAR DAN
MEMBEKU.
DI ITALIA Obat untuk CORONA VIRUS
AKHIRNYA DITEMUKAN
Dokter Italia, tidak mematuhi hukum
kesehatan dunia WHO, untuk tidak melakukan otopsi pada kematian Coronavirus dan
mereka menemukan bahwa BUKANLAH VIRUS, tetapi BAKTERI lah yang menyebabkan kematian.
Ini menyebabkan gumpalan darah terbentuk dan menyebabkan kematian pasien.
??Italia mengalahkan apa yang disebut
Covid-19, yang tidak lain adalah "Koagulasi intravaskular diseminata"
(Trombosis)
Dan cara untuk memeranginya, yaitu,
penyembuhannya, adalah dengan "antibiotik, anti-inflamasi, dan
antikoagulan".
Berita sensasional ini untuk dunia
telah diproduksi oleh dokter Italia dengan melakukan otopsi pada mayat yang
meninggal karena Covid-19.
??Menurut ahli patologi Italia.
"Ventilator dan unit perawatan intensif TIDAK PERNAH DI BUTUHKAN”
Oleh karena itu perubahan protokol
pandemi global di Italia, ????terungkap, penyembuhan ini, sudah diketahui oleh
Negara Cina dan tidak melaporkan hanya UNTUK MELAKUKAN BISNIS.
(Sumber: Kementerian Kesehatan
Italia.)
catatan :
Bagikan ini ke seluruh keluarga,
lingkungan, kenalan, teman, kolega, rekan kerja ... dll. dll ... dan
lingkungannya secara umum ...:
Jika mereka terkena Covid-19 ... yang
bukan Virus seperti yang mereka yakini, tetapi bakteri ... diperkuat dengan radiasi
elektromagnetik 5G yang juga menghasilkan peradangan dan hipoksia.
Mereka akan melakukan hal berikut:
Mereka akan minum *Aspirin 100mg dan
Apronax atau Paracetamol...????
Mengapa? ... karena telah ditunjukkan
bahwa apa yang dilakukan Covid-19 adalah menggumpalkan darah, menyebabkan orang
tersebut mengembangkan trombosis dan darah tidak mengalir dan tidak
mengoksigenasi jantung dan paru-paru dan orang tersebut mati dengan cepat
karena tidak bisa bernafas.
????Di Italia mereka mengacaukan
protokol WHO dan melakukan otopsi pada mayat yang meninggal karena Covid-19 ...
mereka memotong tubuh, membuka lengan, kaki dan bagian tubuh lainnya dan
menyadari bahwa pembuluh darahnya melebar dan membeku, semua pembuluh darah dan
arteri dipenuhi dengan trombosis, mencegah darah mengalir secara normal dan
membawa oksigen ke semua organ, terutama otak, jantung dan paru-paru, dan
pasien akhirnya sekarat, Setelah mengetahui diagnosis ini, Kementerian Kesehatan Italia
segera mengubah protokol pengobatan Covid-19 ... dan mulai memberikan kepada
pasien positif mereka *Aspirin 100mg dan Apronax atau Paracetamol...,
hasilnya : pasien mulai pulih dan
hadir perbaikan dan Departemen Kesehatan merilis dan mengirim pulang lebih dari
14.000 pasien dalam satu hari.
URGENT: mereka telah berbohong kepada
kami, dengan pandemi ini, satu-satunya hal yang dikatakan oleh presiden kami
setiap hari adalah data dan statistik tetapi tidak memberikan informasi ini
untuk menyelamatkan warga negara, adalah bahwa Ini juga akan terancam oleh para
elit? ...
kita tidak tahu, tiba-tiba semua pemerintah dunia, tetapi Italia melanggar norma ... karena mereka sudah kewalahan dan dalam kekacauan serius karena kematian sehari-hari ..., sekarang WHO. ..akan digugat di seluruh dunia, karena menutupi begitu banyak kematian dan jatuhnya ekonomi banyak negara di dunia ... sekarang dipahami mengapa perintah untuk MEMBEBASKAN atau segera mengubur mayat-mayat tanpa otopsi ... dan menamakannya sebagai sangat berpolusi.
Di tangan kita untuk membawa kebenaran dan harapan menyelamatkan banyak nyawa ....
Itulah sebabnya gel anti bakteri
bekerja dan klorindioksida ... Seluruh PANDEMI adalah karena mereka ingin
vaksinasi dan chip untuk membunuh massa untuk mengendalikan mereka dan
mengurangi Populasi Dunia.
SEMOGA TUHAN MENYELAMATKAN KAMI ujar
negara Itali
HASIL CEK FAKTA
Beredasarkan hasil penelusuran, klaim
bahwa Italia mengetahui Corona Virus adalah bohong bukan dari virus tapi dari
bakteri adalah klaim yang salah.
Menurut situs resmi Kementerian
Kesehatan Italia , dijelaskan bahwa virus korona baru (covid-19) adalah
keluarga besar virus yang diketahui menyebabkan penyakit mulai dari flu biasa
hingga penyakit yang lebih serius seperti Middle East Respiratory Syndrome
(MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Covid-19 adalah virus RNA untai
positif dengan penampilan seperti mahkota di bawah mikroskop elektron.
Orthocoronavirinae subfamili dari keluarga Coronaviridae selanjutnya
diklasifikasikan ke dalam empat genera coronavirus (CoV): Alpha-, Beta-,
Delta-, dan Gammacoronavirus. Genus Betacoronavirus selanjutnya dibagi menjadi
lima subgenera (termasuk Sarbecovirus)
Virus korona diidentifikasi pada
pertengahan 1960-an dan diketahui menginfeksi manusia dan berbagai hewan
(termasuk burung dan mamalia). Sel epitel di saluran pernapasan dan saluran
pencernaan adalah sel target utama. Sampai saat ini, ada tujuh jenis virus
korona yang telah terbukti menginfeksi manusia.
Merujuk USA Today, setelah virus
Korona baru diidentifikasi oleh otoritas Tiongkok pada 7 Januari 2020, sejak
itu Kementerian Kesehatan Italia belum mengumumkan penemuan obat atau mengubah
pendiriannya tentang apa yang menyebabkan covid-19. Covid-19 dianggap sebagai
penyakit yang disebabkan virus dan menjelaskan bahwa antibiotik adalah pengobatan
yang tidak efektif karena covid-19 disebabkan oleh virus bukan bakteri.
Masih dari sumber yang sama, WHO juga
tidak melarang otopsi pasien covid-19. WHO dan Pusat Pengendalian dan
Pencegahan Penyakit AS (CDC) merilis pedoman bagi petugas kesehatan untuk
melakukan otopsi secara aman terhadap pasien COVID-19 yang terkonfirmasi.
Untuk klaim bahwa “DI ITALIA Obat
untuk CORONA VIRUS AKHIRNYA DITEMUKAN dan seterusnya, pada tanggal 26 Mei 2020,
sudah pernah dibuatkan artikel periksa fakta di Turnbackhoax.id di artikel
berjudul “[SALAH] “Italia mengalahkan COVID-19 “Koagulasi intravaskular
diseminata” (Trombosis)”.
Antibiotik, di sisi lain, tidak
direkomendasikan pada pasien dengan Covid-19 karena penyakit ini disebabkan
oleh virus dan antibiotik digunakan untuk mencegah atau mengobati infeksi
bakteri.
Namun, akan salah untuk menyarankan
bahwa perawatan untuk trombosis saja dapat membantu menyembuhkan Covid-19 .
Banyak yang masih belum diketahui tentang virus dan sejauh ini tidak ada
pengobatan atau antivirus yang telah dikenal luas sebagai efektif terhadap
Covid-19.
Beberapa penelitian memang menemukan
pasien Covid-19 yang mengalami trombosis. Namun, menyimpulkan bahwa pasien
Covid-19 meninggal hanya karena trombosis keliru. Selain trombosis, pasien
Covid-19 kebanyakan meninggal karena pneumonia dan gagal napas.
Menurut WHO, sekitar 80 persen
penderita Covid-19 akan sembuh tanpa memerlukan perawatan rumah sakit. Tapi
satu dari enam penderita bakal mengalami sakit yang parah. Dikutip dari BBC,
dalam kasus yang parah ini, virus akan menyebabkan kerusakan pada paru-paru
sehingga kadar oksigen dalam tubuh menurun dan membuat penderita sulit
bernapas. Untuk meringankan kasus ini, ventilator digunakan untuk mendorong
udara, dengan meningkatkan kadar oksigen, ke paru-paru.
Selain itu, ventilator memiliki
pelembap udara, yang menambah panas dan kelembaban pada pasokan udara sehingga
sesuai dengan suhu tubuh pasien. Pasien pun diberi obat untuk mengendurkan
otot-otot pernapasan sehingga napas mereka dapat sepenuhnya diatur oleh mesin.
Pasien dengan gejala lebih ringan dapat diberi corong yang dikenal sebagai
ventilasi non-invasif, karena tidak memerlukan pipa internal. Bentuk ventilasi
lainnya adalah tekanan saluran napas positif kontinyu (CPAP).
Dilansir dari India Today, berdasarkan
penjelasan para praktisi kesehatan senior, tidak semua pasien Covid-19
membutuhkan ventilator dan ICU. Mereka yang membutuhkan ventilator dan ICU
adalah pasien Covid-19 dengan kondisi kritis atau mengalami kegagalan
multi-organ. Sergio Harasi, Direktur Unit Operasi Pneumologi Rumah Sakit San
Giuseppe Italia, mengatakan, “Sebagian besar kematian Covid-19 disebabkan oleh
pneumonia interstisial dan gagal napas. Klaim bahwa pasien tidak seharusnya
diintubasi patut dipertanyakan.”
KESIMPULAN
Menurut situs resmi Kementerian
Kesehatan Italia, dijelaskan bahwa virus korona baru (Covid-19) adalah keluarga
besar virus yang diketahui menyebabkan penyakit mulai dari flu biasa hingga
penyakit yang lebih serius seperti MERS dan SARS.
RUJUKAN: https://cekfakta.com/focus/4062 [vivanews]
Artikel
Baca Artikel Lainnya
Review Product
HYPE GAUL
-
Karogaul.com - Kota Samosir memang merupakan sebuah kota yang menawan karena banyaknya ragam destinasi yang dapat dengan mudah untuk ditem...
-
Karogaul.com - Siapa sangka Sumatera Utara terus menambah daftar destinasi wisatanya. T Garden Medan yang terletak di Namo rambe, Deli S...
-
Karogaul.com - Warga Deli Serdang kini punya tempat wisata baru. Tempatnya di Dusun VI Rawa Badak, Desa Pematang Johar, Kecamatan Labuhan ...
-
Karogaul.com - Sumatera Utara memiliki banyak sekali obyek wisata yang indah dan menarik. Di sana dapat menikmati keindahan alam yang tid...
-
Karogaul.com - Bagi Anda yang sedang bingung mencari tempat renang di Medan, yang asyik dan seru untuk renang atau pun sekedar rekreasi kel...

Jasa Pengiriman
Bank Transfer