Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

6 Fakta Gas Elpiji 3 Kg Langka, Antrean Panjang di Mana-Mana



Terdapat antrean panjang dimana-mana akibat langkanya gas elpiji 3 kg bersubsidi tidak hanya terjadi satu dua kali. Kelangkaan ini pun sudah sampai di telinga Presiden Jokowi hingga Menteri BUMN Erick Thohir. Berikut fakta tentang kelangkaan gas elpiji 3 kg.

1. Kuota Gas Elpiji 3 Kg yang Terbatas

Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi mengungkapkan penyebab kelangkaan LPG 3 kg. Menurutnya ada 2 hal LPG 3 kg langka, bahkan kejadian ini terus berulang.

Penyebab pertama karena kuota LPG 3 kg yang terbatas. Selanjutnya, yang kedua karena adanya migrasi konsumen dari awalnya merupakan pengguna LPG 5 kg dan LPG 12 kg non subsidi pindah ke LPG 3 kg subsidi.

"Perpindahan ini akan meningkatkan permintaan dari gas LPG 3 kg yang disubsidi," kata Fahmy.

2. Meningkatnya Konsumsi Gas Elpiji 3 Kg

Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati mengatakan, konsumsi LPG subsidi 3 Kg pada Juli 2023 mengalami peningkatan sebesar 2%, namun Pertamina tetap menjaga pasokan agar tetap aman.

“Bulan Juli ini memang ada peningkatan konsumsi sebesar 2% sebagai dampak dari adanya libur panjang beberapa waktu lalu. Kita sedang melakukan recovery dari penyediaan distribusinya untuk mempercepat. Namun demikian ketersediaan LPG 3 Kg ini terus dipastikan aman dan mudah-mudahan dalam satu minggu ke depan bisa berangsur normal,” ujar Nicke.

3. Upaya Pertamina Menghadapi Kelangkaan

Saat ini, Pertamina melakukan upaya untuk menjaga stok LPG melalui Subholding Commercial & Trading yaitu PT Pertamina Patra Niaga melakukan pemantauan penyaluran LPG dan bekerjasama dengan pemerintah daerah untuk memastikan ketersediaan pasokan serta penyaluran LPG 3 Kg bersubsidi tepat sasaran.

4. Pihak yang Berhak Dapat LPG Bersubsidi

Menurut data pemerintah ada sekitar 60 juta rumah tangga yang berhak menerima subsidi dari total sebanyak 88 juta rumah tangga atau sekitar 68%. Namun, berapa persen penjualan LPG subsidi terhadap total LPG angkanya justru tinggi atau mencapai 96%.

5. Kerja Sama dengan Penegak Hukum

"Jadi kita bisa melihat ada yang tidak tepat subsidinya. Oleh karena itu kita juga bekerja sama dengan aparat penegak hukum untuk pengecekan memastikan distribusi tepat sasaran,” tutur dia.

6. Perbaikan Tata Kelola Distribusi

Nicke mengatakan, untuk memperbaiki tata kelola distribusinya, Pertamina sedang melakukan pendaftaran atau registrasi melalui KTP dan NIK supaya bisa dijadikan dasar data yang bisa dipertanggungjawabkan kepada pemerintah.