Tanpa Kalian Sadari, 7 Tipe Teman Ini Akan Menghilang. Apalagi Saat Umurmu Sudah 25-an
“Semakin dewasa semakin sulit mencari teman yang bisa diandalkan.”
Seiring bertambahnya usia, dan berbagai lingkungan yang sudah kalian jamah pun membuat kalian sudah banyak mencicipi pahit manisnya perteman. Jika di usia 20-an kamu memiliki banyak teman-teman yang hangat dan selalu menebarkan kebahagiaan, tetapi kedewasaan memang tak terelakan. Kamu seakan lebih selektif memilih siapa yang menjadi kunci rahasiamu atau siapa yang sebatas nyaman diajak pergi.
Semakin lama kamu mengenal teman-temanmu, semakin paham pula karakter mereka sesungguhnya. Ada yang semakin terlihat berharga, namun tak sedikit pula yang hanya akan menjadi racun. Kalau karakter ini ada pada temanmu, bersiaplah kamu akan kehilangan mereka perlahan ketika usiamu menjelang 25-an, tenang nggak rugi kok!
1. Teman yang tingkah lakunya drama queen level wow! Seakan-akan hanya dia yang punya masalah hidup paling berat
Fungsi teman salah satunya memang menjadi pendengar dan pemberi saran yang baik, tapi kalo yang dicurhatin keluhan dan masalahnya dia yang nggak seberapa sama masalah hidupmu dan seakan-akan hidup dialah yang paling menyedihkan. Nggak pernah liat sekitarnya dan bersyukur sama apa yang dia punya. Pokoknya paling sedih.
2. Teman yang suka mengolok-olok kamu di belakang, karena memang dirinya iri sama pencapaianmu
Teman yang memiliki banyak pencapaian seharusnya menjadi motivasi kamu buat ikutan maju, namun teman-teman yang sirik sering kali tidak mau mengakui bahwa kamu memang layak dibanggakan dan akhirnya mencari kekurangan kamu untuk membesarkan hatinya bahwa kamu juga tidak lebih baik darinya. Aduh, waktu kamu terlalu berharga untuk dihabiskan dengan teman seperti ini!
3. Teman yang hanya menjadikan kamu “sidekick” dan merasa tidak boleh kalah darimu
Dalam setiap kumpulan pertemanan memang pasti ada seorang yang lebih menonjol dari yang lain. Ibarat di film, sidekick adalah pendamping tokoh utama. Dan temanmu ingin selalu merasa menjadi tokoh utamanya. Buat dia, kamu nggak boleh lebih indah darinya pada akhirnya kamu hanya terlihat sebagai pengikutnya.
4. Teman yang punya gaya hidup kurang baik dan tak bisa lagi diikuti, seperti kegemarannya berfoya-foya atau bersenang-senang belaka
Ngerasa “klik” banget sama teman emang nggak mudah, tapi gaya hidup teman akrabmu justru tak cocok lagi denganmu. Sudah saatnya kamu beranjak melepas gaya hidup foya-foya tersebut. Tidak mengikuti gaya hidupnya bukan berarti kamu meninggalkan dia, kamu hanya menyaring apa apa saja yang bisa kamu dapat dari dia. Tapi kalau dia masih dengan gaya hidupnya itu dan seiring dewasanya kamu, dia mungkin juga akan hilang perlahan.
5. Ketika harus berjauhan, mereka justru kalah dengan jarak dan pasif berkabar denganmu
Kesibukan dan lingkungan yang baru bukan alasan untuk melupakan bagaimana kabar temanmu, hubungan pertemanan juga seperti permainan yang harus diperbaiki. Bagaimana bisa terus menjalin kalau dia seakan tak mau tau juga apa yang sedang terjadi padamu atau bagaimana kondisimu. Kemudian perlahan keakraban kalian meluntur karena komunikasi yang kurang dibangun.
6. Teman yang tidak bisa dipercaya, seperti menceritakan atau mengumbar curhatanmu ke teman-teman yang lainnya
Teman yang sering membicarakan privasi temannya ke teman yang lain, pada akhirnya muncul rasa insecure untuk berbagi cerita lagi. Padahal kepercayaan memang sebuah kunci pada setiap hubungan, termasuk pertemanan. Setelah tau temanmu tidak bisa dipercaya, kamu pun kehilangan fungsi teman dari dia. Hubungan pertemanan memang nggak akan naik level ke persahabatan tanpa rasa percaya di dalamnya.
Teman yang sering membicarakan privasi temannya ke teman yang lain, pada akhirnya muncul rasa insecure untuk berbagi cerita lagi. Padahal kepercayaan memang sebuah kunci pada setiap hubungan, termasuk pertemanan. Setelah tau temanmu tidak bisa dipercaya, kamu pun kehilangan fungsi teman dari dia. Hubungan pertemanan memang nggak akan naik level ke persahabatan tanpa rasa percaya di dalamnya.
7. Teman yang maunya selalu didengerkan tanpa mau mendengarkan dirimu, memperlihatkan betapa egoisnya dia!
Saat mereka sedang kalut dan bimbang, telinga kita selalu siap mendengarkan segala kerisauannya. Tapi, tidak dengan dia. Ketika kita yang sedang ingin didengarkan, dia malah seakan tak acuh dengan apa yang kita bicarakan atau malah jadi dia yang curhat. Bukan hanya perihal curhat tapi juga ketika kita selalu bersedia menolong ketika dia butuh kita, namun saat keadaan sebaliknya, jangan harap teman yang egois itu hadir untukmu.
Nggak usah khawatir kalau semakin dewasanya kamu, kuantitas teman baik kamu semakin sedikit. Dari banyak faktor yang terjadi, itu wajar kok! Selalu ada hikmah dibalik menghilangnya teman-temanmu, karena dari situ kamu jadi paham siapa yang yang pantas untuk tetap didengarkan dan dirangkul dengan ketulusan.
Nggak usah khawatir kalau semakin dewasanya kamu, kuantitas teman baik kamu semakin sedikit. Dari banyak faktor yang terjadi, itu wajar kok! Selalu ada hikmah dibalik menghilangnya teman-temanmu, karena dari situ kamu jadi paham siapa yang yang pantas untuk tetap didengarkan dan dirangkul dengan ketulusan.