Kok Marah Kalau Kami Bukan Batak
Landek Suku Karo (instagram.com/suku.karo.id) |
Di Tanah Batak yang dahulu dinilai sangat terbelakang/ primitif oleh Belanda sipenjajah dibawalah agama Kristen yang kemudian berkembang menjadi HKBP (Huria Kristen Batak Protestan) sekarang ini. Selanjutnya, Belanda memberi kesempatan bersekolah formal.
Harus kita akui jika Tanah Batak dengan segala ketandusan dan kemiskinannya membuat orang Batak jadi tangguh sebagai perantau ke daerah sekitarnya, bahkan keluar pulau. Sebagai perantau tentu memiliki cara untuk bisa diterima oleh masyarakat sekitarnya yang salah satunya adalah menjalin persaudaraan dengan marga-marga suku yang didatangi.
Ada juga yang merubah marganya mengikuti marga suku asli. Ada juga yang menghilangkan sama sekali marganya menjadi Suku Melayu setelah masuk Islam yang umumnya terjadi di Pesisir. Salah satu kepintaran orang Batak adalah membuat Tarombo Batak yang disuruh Belanda untuk kepentingan penjajahannya.
Belanda menyebut daerah jajahannya dengan nama Hindia Belanda. Cara ini juga kemudian dilakukan oleh orang-orang Batak yang mendapat didikan Belanda menamakan suku sekitarnya Batak. Sama persis dengan taktik Belanda, misalnya suku Pakpak disebutnya Batak Pakpak, Simalungun disebutnya Batak Simalungun, Suku Karo disebutnya Batak Karo, Suku Mandailing disebutnya Batak Mandailing.
Anehnya, Suku Alas dan Suku Singkil yang sangat dekat dengan Karo dan Pakpak tidak disebutnya Batak Alas atau Batak Singkil. Aneh, bukan?
Yang lebih aneh lagi, jika kelima suku ini menyatakan bukan Batak, seperti grup facebook SPBB (Suku Pakpak Bukan Batak) dan KBB (Karo Bukan Batak) maka orang-orang Batak pasti tegang urat leher menyerang dengan segala cara. Sama persis kayak orang Belanda dulu mempertahankan jajahannya di Hindia Belanda.
Ada juga memakai merga Pakpak atau Karo yang suka mempertahankan embel Batak maka menurut saya mungkin saja mereka dahulu orang Salih (Berubah) dari Suku Batak atau memang asli Pakpak maupun Karo tapi tidak percaya diri atau orang yang kebatak-batakan atau sama seperti kebelanda-belandaan seperti orang-orang Maluku yang dulu merasa lebih Belanda dari orang Belanda sehingga ada istilah Belanda Hitam.
Oleh : Sada Arih Sinulingga
Sumber : Sorasirulo.com
Ada juga yang merubah marganya mengikuti marga suku asli. Ada juga yang menghilangkan sama sekali marganya menjadi Suku Melayu setelah masuk Islam yang umumnya terjadi di Pesisir. Salah satu kepintaran orang Batak adalah membuat Tarombo Batak yang disuruh Belanda untuk kepentingan penjajahannya.
Belanda menyebut daerah jajahannya dengan nama Hindia Belanda. Cara ini juga kemudian dilakukan oleh orang-orang Batak yang mendapat didikan Belanda menamakan suku sekitarnya Batak. Sama persis dengan taktik Belanda, misalnya suku Pakpak disebutnya Batak Pakpak, Simalungun disebutnya Batak Simalungun, Suku Karo disebutnya Batak Karo, Suku Mandailing disebutnya Batak Mandailing.
Anehnya, Suku Alas dan Suku Singkil yang sangat dekat dengan Karo dan Pakpak tidak disebutnya Batak Alas atau Batak Singkil. Aneh, bukan?
Yang lebih aneh lagi, jika kelima suku ini menyatakan bukan Batak, seperti grup facebook SPBB (Suku Pakpak Bukan Batak) dan KBB (Karo Bukan Batak) maka orang-orang Batak pasti tegang urat leher menyerang dengan segala cara. Sama persis kayak orang Belanda dulu mempertahankan jajahannya di Hindia Belanda.
Ada juga memakai merga Pakpak atau Karo yang suka mempertahankan embel Batak maka menurut saya mungkin saja mereka dahulu orang Salih (Berubah) dari Suku Batak atau memang asli Pakpak maupun Karo tapi tidak percaya diri atau orang yang kebatak-batakan atau sama seperti kebelanda-belandaan seperti orang-orang Maluku yang dulu merasa lebih Belanda dari orang Belanda sehingga ada istilah Belanda Hitam.
Oleh : Sada Arih Sinulingga
Sumber : Sorasirulo.com