Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Mengenal Gunung Sibuaten, Mengenang Awal Kbb

Mengenal Gunung Sibuaten, Mengenang Awal Kbb

Masalah utama Gerakan KBB (Karo Bukan Batak) dapat kita ilustrasikan dengan pengenalan orang-orang Karo terhadap Gunung Sibuaten. Bisa dikatakan, sayalah yang pertama kali memperkenalkan Gunung Sibuaten ke wawasan orang-orang Karo masa kini.

Gunung ini penting terkait prototype rumah adat Karo, yaitu Rumah Si Pitu Ruang di Ajinembah.

Meski sudah saya perkenalkan (baik melalui publikasi berbahasa Inggris maupun facebook), belum banyak yang mengenal gunung ini. Padahal, di kalangan pendaki gunung tingkat nasional gunung ini termasuk terbilang.

Saya yakin, lebih banyak orang Karo yang mengenal Pusuk Buhit daripada Deleng Sibuaten. Padahal, Sibuaten adalah gunung tertinggi di Sumatera Utara. Kalau Pusuk Buhit merupakan gunung kosmologi Suku Batak, maka Sibuaten adalah gunung kosmologi Suku Karo.

ercibal belo

Mungkin para generasi muda Karo tidak mengenal lagi ritual merdang. Dulu, sebelum menanam padi ladang, ditanam serangkaian bulung simalem-malem di Pusung Juma (disebut juga pemenan atau perbenihen). Lalu, petaninya meletakan sehelai daun sirih di tengah Pusung Juma itu.

Saya telah melakukan survey keliling Taneh Karo. Di Karo Timur, tangkai sirih mengarah ke Deleng Sibuaten, sedangkan di Karo Barat ujung daunnya yang mengarah ke Deleng Sibuaten.

Meski ada kontras antara Karo Timur dan Karo Barat yang sejalan dengan kontras antara pangkal dan ujung sirih, semua petani di Dataran Tinggi Karo mengarahkan daun sirihnya ke Deleng Sibuaten saat melaksanakan ritual merdang.

Di Karo Jahe, kecuali Urung Sepuludua Kuta Lau Cih dan Urung Serbenaman yang tidak merayakan Kerja Tahun, para petaninya mengarahkan daun sirihnya ke hutan terdekat.

Begitu pentingnya Sibuaten sebagai gunung kosmologi Suku Karo, terkait rumah dan pertanian ladang, tapi Pusuk Buhit jauh lebih dikenal oleh kebanyakan Orang Karo.

Oleh : Juara R Ginting
Blog : Sorasirulo.com