Nama Panggilan (Rurun) Merga Karo-Karo
Suku Karo |
Rurun digunakan sebagai identitas sapaan untuk menunjukkan merga seseorang. Rurun juga digunakan untuk menunjukkan hubungan kekerabatan. Misalnya, jika seseorang bernama "Riong", maka dia adalah laki-laki dari berMerga Karo-Karo Sinuraya dan juga sebaliknya Jika seseorang bernama "Kicong", maka dia adalah perempuan dengan Beru Karo-Karo Sinuraya.
Rurun merupakan salah satu kekayaan budaya suku Karo yang perlu dilestarikan. Rurun juga menjadi salah satu ciri khas yang membedakan suku Karo dengan suku-suku lainnya di Indonesia.
Kata rurun berasal dari kata “uru-urun”, menurut Karo-Indonesia sebagaimana ditulis Darwin Prinst (Bina Media, Medan 2002), berarti “nama panggilan”, “julukan” atau “nama julukan”, yang ditujukan guna “menggoda”, “mengolok-olok”, “meledek” atau dalam bahasa Karo disebut dengan “nguru”.
Berikut ini adalah nama warisan Merga "Karo-Karo" dalam masyarakat Karo. Semoga dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita tentang Suku Karo.
Sinuraya
Untuk Pria :
Riong, Logos, Tabong.
Untuk Wanita :
Kicong, Corah, Lebeng
Sinulingga
Untuk Pria :
Sinulingga
Untuk Pria :
Suang, Mangkok.
Untuk Wanita :
Rebo, Corah
Kacaribu
Untuk Pria :
Kacaribu
Untuk Pria :
Mondul, Mitut, Atang.
Untuk Wanita :
Ngerbo
Surbakti
Untuk Pria :
Surbakti
Untuk Pria :
Suang, Guntar, Gajah, Ndokum, Megoh, Getah.
Untuk Wanita :
Rebo, Corah
Purba
Untuk Pria :
Purba
Untuk Pria :
Lagat, Tongkal,
Untuk Wanita :
Nuhar
Ketaren
Untuk Pria :
Ketaren
Untuk Pria :
Kolam.
Untuk Wanita :
Cirum
Kaban
Untuk Pria :
Kaban
Untuk Pria :
Cinor, Tambor, Suang.
Untuk Wanita :
Topan, Kacat, Incon, Rebo
Sitepu
Untuk Pria :
Sitepu
Untuk Pria :
Ganding, Makoi, Cekurak.
Untuk Wanita :
Goda, Kertok
Ulunjandi
Untuk Pria :
Ulunjandi
Untuk Pria :
Kecudan, Ngerik , Megoh.
Untuk Wanita : -
Barus
Untuk Pria :
Mitut
Untuk Wanita :
Corah
Bukit
Untuk Pria :
Bukit
Untuk Pria :
Bule
Untuk Wanita : -
Kiranya tulisan singkat ini dapat menambah pengetahuan kita bersama. Kalau ada teman atau family bahkan teman sejawat kita dengan merga atau beru sebagaimana yang kami rangkum diatas, cobalah panggil dengan nama rurunnya. Saya yakin mereka pasti tersenyum simpul dan akan bertanya, ”dari mana kamu tahu?”, dan hubungan kita dengan mereka akan semakin akrab serta sangat berpotensi menjadikan persahabatan yang kental.
Akhir kata, benar sekali apa yang dulu dikatakan Pa Bahung, katanya : “sitandan me kite-kitena kita banci sikeleng-kelengen, la siangkan me erban melukah kita sikeng-kengen” (Tak kenal maka tak sayang).