Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Frans Siskus Ghymuns : Mengapa Cara Memakai Beka Buluh Dibuat Membentuk Segi Tiga ?

Foto ; Frans Siskus Ghymuns

Beka Buluh adalah kain khas Karo yang pada jaman dulu digunakan sebagai senjata pada perang melawan penjajah. Beka Buluh terdiri dari 2 (dua) kata yaitu "Beka" yang berarti "Belah" dan "Buluh" artinya "Bambu" dengan ini dapat diartikan bahwa Beka Buluh memiliki Arti "Belahan Bambu".

Secara nama kenapa kain berwarna merah ini πŸ‘‰ disebut dengan Beka Buluh?πŸ‘‡

Nama Beka Buluh di beri pada kain karena bambu yang di belah "Pasti" memiliki belahan yang lurus.

Maka dengan ini Beka buluh di harapkan dapat membawa pemakainya untuk bergerak dalam arahan yang lurus. Dan dapat kita perhatikan ketika kita membuka Uis Beka Buluh dengan membentangnya dengan lebar maka kita dapat melihat bahwa ada garis garis lurus pada tengah kain ini dan itulah yang disebut dengan Beka Buluh.

Lalu mengapa cara memakai Beka Buluh dibuat membentuk Segi Tiga ?πŸ‘‡

Saya memiliki Asumsi bahwa bentuk segitiga pada pemakaian Beka Buluh πŸ‘‰ memiliki keterkaitan dengan Filosofi segitiga Kehidupan. Bahwasannya ;
πŸ’’ Puncak segitiga menggambarkan ;
πŸ‘‰ kita harus takwa dan medekat kepada Tuhan Yang Maha Esa, 
πŸ’’ Kaki segitiga sebelah Kanan menggambarkan ;
πŸ‘‰ kita harus saling mengasihi terhadap sesama kita Manusia, 
πŸ’’ Kaki segitiga sebelah kiri menggambarkan ;
πŸ‘‰ bahwa kita harus mencintai dan menjaga alam yang telas dititipkan kepada kita manusia. 

Lalu ketiga Filosofi itu diletakkan pada bahu yang mengartikan ;
πŸ‘‰ semua tanggung jawab itu kita letakkan pada bahu kita agar kita menjalankannya pada kehidupan sehari hari.

Lalu apa Makna warna merah dan garis garis emas pada Beka Buluh?
πŸ‘‡
Seperti yang kita mengerti bahwa ;
πŸ‘€ Merah πŸ‘‰ mengartikan keberanian dan, 
πŸ‘€ Emas πŸ‘‰ mengartikan kemegahan 

Maka dengan ini dapat sama sama kita artikan bahwa warna pada Beka Buluh mengartikan Suku Karo yang berani dan gagah.

Demikian, jikalau ada yang kurang tepat jangan dihujat dan harap di koreksi.πŸ’•

Salam budaya, Mejuah-juah.

Oleh : Frans Siskus Ghymuns
Editor : Willem A Sinuryaa