Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Jagung BISI 7 dan NK 11: Panen Melimpah di Musim Kemarau

Perani Cinder

Keunggulan Varietas Jagung Tahan Kering dalam Meningkatkan Produksi dan Kebutuhan Pakan Ternak

Jagung tahan kering telah menjadi primadona bagi para pekebun jagung di Pare, Kediri. Meskipun mereka menghadapi tantangan kekeringan, kehadiran varietas jagung tahan kering telah memberikan hasil produksi yang tinggi dan keuntungan bagi mereka.

Selain itu, kebutuhan nasional akan jagung sebagai bahan pakan ternak juga dapat terpenuhi dengan varietas ini. Dalam artikel ini, kami akan membahas lebih lanjut tentang keunggulan varietas jagung tahan kering dan bagaimana mereka dapat meningkatkan produksi serta memenuhi kebutuhan pakan ternak.

Pentingnya Jagung dalam Kebutuhan Pakan Ternak:

Jagung memiliki peran yang sangat penting dalam memenuhi kebutuhan pakan ternak di Indonesia. Sebagai contoh, pada tahun silam saja, total kebutuhan jagung sebagai pakan ternak mencapai 3 juta ton, dengan sekitar sepertiganya masih harus diimpor. Hal ini menunjukkan bahwa produksi lokal jagung perlu ditingkatkan agar dapat mengisi kekurangan tersebut. Inilah sebabnya mengapa varietas jagung tahan kering yang produktif dan cepat panen menjadi begitu dinantikan.
Ragam Varietas Jagung Tahan Kering di Pasaran:

Saat ini, pasar menyediakan berbagai jenis varietas jagung tahan kering. PT Tanindo Subur Prima telah meluncurkan varietas BISI 7, sementara PT Dupont Indonesia, melalui PT Pioneer Indonesia, memproduksi Pioneer 20, Pioneer 21, Pioneer 22, dan Pioneer 23. PT Syngenta Indonesia, yang baru-baru ini ikut meramaikan persaingan benih, memperkenalkan varietas NK 11, NK 22, NK 33, NK 55, dan NK 77. Selain itu, produk dalam negeri seperti Andalas dan Bisma 5 juga turut meramaikan pasar varietas jagung tahan kering.

Potensi Hasil dan Keunggulan Varietas Baru:

Varietas-varietas baru jagung tahan kering ini memiliki potensi hasil di atas 10 ton per hektar. Dalam praktiknya, produksi rata-rata yang berhasil dicapai berkisar antara 6 hingga 10 ton per hektar, tergantung pada ketinggian lokasi penanaman. Ciri khas varietas baru ini adalah tongkolnya yang besar dan penuh biji dari pangkal hingga ujung. Warna bijinya pun beragam, mulai dari kuning muda hingga oranye.

BISI 7: Produktivitas Tinggi dan Tahan Kering

BISI 7, sebuah produk terbaru dari PT Benih Inti Subur Intani, dapat dipanen pada umur 97 hari setelah tanam (hst). Keunggulannya terletak pada tongkol yang besar dan penuh biji. Dengan kondisi ini, potensi hasilnya mencapai 10,4 ton biji kering per hektar. Tanaman ini tumbuh tegak dan kokoh, dengan daun yang tegak sehingga dapat efisien dalam memanfaatkan cahaya matahari. Selain itu, BISI 7 juga tahan terhadap penyakit bulai dan karat daun. Setelah dipanen, daunnya tetap hijau sehingga dapat digunakan sebagai pakan ternak.

NK 11: Keunggulan Warna dan Ketahanan Terhadap Kekeringan

NK 11, produk unggulan dari Syngenta, memiliki warna biji yang oranye cerah. Warna ini sangat disukai oleh petani, pedagang, dan industri pakan karena kandungan pati yang rendah. Varian ini dapat menghasilkan 8,1 ton biji per hektar. Di daerah yang rendah, panen dapat dilakukan pada umur 98 hari setelah tanam. Tanaman ini juga tahan terhadap kekeringan dan busuk batang. Ketika sudah tua, tongkolnya tertutup oleh klobot, sehingga terhindar dari busuk.

NK 22 Super Jumbo: Keistimewaan Ukuran dan Tahan Hawar Daun

Varian NK 22 Super Jumbo, juga merupakan produk dari Syngenta, memiliki buah yang besar dan tongkol yang penuh. Potensi hasilnya mencapai 10,5 ton per hektar, dengan hasil tertinggi mencapai 8,7 ton per hektar. Buah ini berwarna kuning dan dapat dipanen pada umur 95 hari setelah tanam. NK 22 Super Jumbo juga tahan terhadap busuk tongkol dan batang, serta memiliki toleransi yang baik terhadap hawar daun. Sistem perakarannya yang baik, dengan akar lateral yang kuat, menjadikannya kokoh dalam menghadapi kondisi lingkungan yang keras.

Super NK 33: Kombinasi Keunggulan NK 11 dan NK 22

Varietas Super NK 33 merupakan perpaduan antara NK 11 dan NK 22. Biji jagung varietas ini memiliki warna oranye dengan tongkol yang besar. Produktivitasnya mencapai 8,1 ton per hektar, dengan potensi hasil antara 10,2 hingga 12,1 ton per hektar. Super NK 33 tahan terhadap kekeringan, busuk tongkol, dan busuk batang. Keunikan varietas ini terletak pada susunan bijinya yang tidak beraturan di satu bagian, memberikan karakteristik yang khas.

Kesimpulan:

Dalam upaya meningkatkan produksi jagung dan memenuhi kebutuhan pakan ternak, varietas jagung tahan kering menjadi pilihan yang menarik bagi para pekebun. Dengan potensi hasil yang tinggi, waktu panen yang lebih cepat, dan ketahanan terhadap kondisi kekeringan, varietas jagung tahan kering dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi industri pertanian dan peternakan.

Dengan adanya ragam varietas yang tersedia di pasaran, petani memiliki pilihan yang lebih luas untuk memilih bibit yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lokasi mereka. Dengan demikian, diharapkan produksi jagung lokal dapat terus meningkat, mengurangi ketergantungan pada impor, dan mendukung keberlanjutan sektor pertanian di Indonesia.

Blog : Budidayatani
Editor : Willem A Sinuraya