MEMPERTEGAS JATI DIRI KARO — Kam Mau Disapa Mejuah-juah atau Horas?
2 mahasiswi Indonesia yang sedang menempuh studi magister di Belanda pada sebuah Festival Budaya di Utrecht. Sebelah kiri adalah mahasiswi asal Karo yang tampil sebagai penari. |
Kulihat sebuah postingan di salah satu grup Karo yang seperti ini kira-kira bunyinya: “Sudahlah jangan bahas di sini masalah KBB (Karo Bukan Batak, red.) KBB hanya pemecah belah saja … blablablabla…” Yang membuatku bingung di sini adalah kenapa orang-orang itu bisa mengucapkan (berfikir) kalau KBB itu adalah gerakan pemecah belah?
Hallo …. man bandu kerina bapa, nande, mama, mami, bibi, bengkila, turang, teman, senina ….
Tujuan digerakkan KBB itu adalah agar kita sebagai Orang Karo berani menyatakan diri sebagai Kalak Karo. Tidak lagi menggunakan embel-embel Batak. KBB hanya ingin memperjelas siapa jati diri kita sebagai Kalak Karo. Itu didukung dengan adanya data-data valid dari ahli-ahli di bidangnya. Didukung pula oleh kecanggihan di bidang teknologi.
Pencapaian itu terbukti dengan pengakuan BPS (Badan Pusat Statistik) yang sudah melepaskan embel-embel Batak di Karo (jadi hanya Karo).
Jujur, saya salah seorang pendukung KBB baru sejak 1 tahun belakangan ini. Dulu saya sama seperti kam semua yang masih menganggap kita ini adalah Batak Karo. Tetapi, seiringnya waktu ketika saya mendengar Gerakan KBB, saya mulai menyatakan siapa saya sebenarnya (tidak lagi abu-abu).
Di tengah pro dan kontranya KBB, memang saya akui sering sekali kita sesama Orang Karo bertengkar (rubat) dikarenakan perbedaan pandangan dan pendapat.
Itu sah-sah saja. Tetapi, di balik pertengkaran itu, apakah dengan mudahnya orang-orang yang kontra terhadap KBB menyebut KBB adalah biang perpecahan?
Kenapa KBB dikatakan biang perpecahan padahal jelas-jelas KBB berjuang agar Karo tidak tenggelam? Kenapa kam yang jelas-jelas Orang Karo tidak mendukung gerakan ini? Mari kita berfikir kembali, buang amarah dan rasa emosi yang kam sendiri tidak mengapa.
Si ja la kapndu payona ibas Gerakan KBB enda me banci erdiskusi guna tukar pikiren diantra kita orang-orang yang pro dan kontra terhadap KBB.
Inti dari tulisan ini sebenarnya bukan KBB biang keributan atau pun perpecahan melainkan sikap kita yang salah dalam menanggapi gagasan. Pesanku man banta kerina yang masih kontra terhadap KBB, KBB itu bukan biang perpecahan melainkan wadah memantapkan jati dirindu.
Memperjelas kam layaknya disapa Mejuah-juah atau Horas. Buat ketegasan. Hanya sebatas inilah yang ingin kusampaikan.
Bujur ras mejuah-juah man banta kerina. Tuhan simasu-masu.
Oleh: Vannesa Ndé Ginting
Web : kahekolu.com