Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Munthei Van Karo

Rumah bulang, desa Ajinembah 1985
Foto dari : Enos Mama rayandu

MUNTHEI
 
VAN KARO

Menurut cerita lisan Karo, Merga Ginting Munthei berasal dari Gayo, lalu ke Bambil dan BatuMbulan, lalu ke KUTA BANGUN, lalu Ke Ajinembah. Ada sebuah lembah yang merekah dari Bambil s/d Tengging. Jejak dari Kerbau Balar Berwarna PutihSi Nenggala GelutuKerbou Nanggalutu.

πŸ’’Dari AJINEMBAH ke 3 tempat Tengging, Dokan, Pengambaten πŸ‘‰ Dari Tongging beberapa telah hijrah ke Samosir, lalu ke Asahan, lalu ke Labuhan Batu, lalu ke Padang Lawas ke Angkola-Mandailing. πŸ‘‰ Dari Tongging beberapa kemudian KEMBALI LAGI ke Becih dan Kuta Sanggar serta kemudian ke Aji Nembah, Ke Munte dan KEMBALI LAGI ke Kuta Bangun.
 
πŸ’’Dan yang tidak ke AJINEMBAH dari KUTABANGUN telah hijrah ke tanah Kenjahe, mendirikan KOTA BANGUN, tempat asal Datuk Kota Bangun, Grandmaster yang adu ilmu dan mengalahkan PaTimpus Pelawi.


Ada 2 tempat pemukiman tertua di KARO : 
πŸ‘‰Palas Sipitu Ruang (Ajinembah) & 
πŸ‘‰Tiga Belawan (Seberaya)

Putri Raja Ajinembah dinikahi 'Umang' (Raja Pucak Gunung) dan tinggal di Puncak Sibuaten (DELENG tertinggi di SuMut ) Putri Seberaya (Putri Hijau) dinikahi 'Raja Aaroe' (Raja Lautan) dan kini Putri Hijau bersemayam di Dasar Lautan.

Kehidupan Nomaden (daratan) KARO berorientasi ke Puncak Sibuaten ; dari Tiga Belawan πŸ‘‰ke Deli Tua πŸ‘‰ke Laut Belawan. Perjalanan KARO sebagai penguasa Selat Malaka.

Ginting Munthe mempunyai Urung -urung 

Urung Tengging
πŸ‘‰ Disebut Sipitu Kuta Tengging, Terdiri dari 7 kuta utama dan pemekarannya,letak kuta-kuta tersebut adalah di kecamatan Merek dengan Kuta Perbapaan Urung (induk Desa) di Desa Tengging,

Urung Ajinembah
πŸ‘‰ Disebut dengan Sipitu Kuta Ajinembah,terdiri dari 7 kuta dan terletak di Kecamatan Merek dan Sebagian Kecamatan Tiga Panah Sekarang, Induk Desa adalah Ajinembah, kecamatan Merek.
 
Urung Munte
πŸ‘‰ Terdiri dari Beberapa Kuta yang didirikan oleh Merga Ginting Munte, Ginting Siwah Sada dan Ginting Manik, terletak di kecamatan Munte dengan Induk Desa adalah Desa Munte.

Urung Kuta Bangun
πŸ‘‰ Terdiri dari Beberapa kuta dan Ditambah desa Lau baleng dengan induk desa adalah Kuta Bangun.
Biak Senina merga Ginting Munte ini adalah Ginting Manik. Ada yang unik diantara kedua merga ini, dimana di setiap kuta/kesain Panteken Ginting Munte, pasti yang menjadi biak Senina/Senina nya adalah merga Ginting Manik, begitu juga sebaliknya.
 
Merga Ginting Munte di Sipitu Kuta Tengging & Sipitu Kuta Ajinembah beberapa menyebut diri dengan Merga Munthe saja.

Sebagian dari merga Ginting Munthe telah pergi ke Toba (Nuemann 1972 : 10), kemudian sebagian dari merga Munthe dari Toba ini kembali lagi ke Karo.

πŸ’’ Merga Ginting Munte juga menyebar sampai ke daerah Karo Kenjahe (Deli Serdang) dan menjadi Anak Beru Urung Sinembah Tanjung Muda (Panteken Karo-Karo Barus) dan menyebar bersama Klan Ginting Lainnya ke daerah Namo Rambe. Di Karo jahe ini, Ginting Munte banyak terdapat di Sibiru-Biru.

πŸ’’ Dari Ajinembah, merga Ginting Munte juga menyebar ke simalungun menjadi Merga Saragih (S. Garingging & S. Sumbayak ) dan menjadi penghulu di beberapa kampung di Simalungun.

πŸ’’ Merga Munthe juga menyebar ke daerah Pak-pak.

πŸ’’ Merga Munthe yang awalnya menyebar seputar daerah Alas dan Gayo (seperti daerah Batu Mbulan, Ketungkuhen, Bener Meriah-Aceh) memakai merga Blah Munthe.

πŸ’’ Di Cingkes dan Juhar, terdapat Kesain Ginting Munthe, dimana Ginting Munthe merupakan Simbisa dari desa tersebut.

Dari Cerita mengenai Ginting Munte, πŸ‘‰ diketahui bahwa Merga Ginting Tampune adalah Pecahan Merga Ginting Munte di desa Kuala kec.Tiga Binanga. Dari Cerita ini disebutkan Ketika Ekspedisi membuka Lahan baru di lanjutkan ke Arah Urung Kuta Bangun Kec.Tiga Binanga, Sebagian Merga Ginting Munte ikut Mendirikan kampung Kuala (panteken Perangin-angin Sebayang) dan Menjadi Anak Beru Kuta Kuala. Merga Ginting ini kemudian memakai Merga Baru, yaitu ; Ginting Tampune. Merga Ginting Tampune juga ikut mendirikan Kuta Tiga Binanga (Panteken Sebayang) sebagai Anak Beru Kuta. Dewasa ini Ginting Tampune menyebar ke daerah sekitar Kuala dan Tiga Binanga.

Syarat mendirikan KUTA di Karo adalah dengan πŸ‘‰πŸ‘‰ "4 of 5th Fold Structures".
Saya adalah πŸ‘‰ Munthei van Lau Baleng. Inilah pendiri Lau Baleng;

SIMANTEK KUTA
πŸ‘‰Ginting MUNTHEI Urung Kutabangun

SIMAJEK LULANG (Kalimbubu Kuta)
πŸ‘‰Sembiring KUMBARAEN Urung Liyang Milas
 
SI NGERAKUT BIDEI (Anak Beru Kuta)
πŸ‘‰Karo-Karo KETAREN Urung 12 Kuta
 
SI KA KU RANAN (Senina Kuta)
πŸ‘‰Ginting SOEKA Urung 9-1 Ginting
 
+

PENANGGUNG JAWAB ( Anak Beru TUA Kuta / Perdana Mentri )
πŸ‘‰Sembiring MAHA Urung Raja Ikuten 
πŸ’’ πŸ’’ πŸ’’ πŸ’’ πŸ’’
Perhatikan System Raja-raja:
BARUSDJAHEI - LINGGA - SOEKA - SARINEMBAH 
+ SILO (Tarigan dari Pagaruyung)
 
SEBAYANG - PINEM - BANGUN - KOETABOELOEH 
+ KEMBAREN (Kembaren dari Pagaruyung)
 
SOENGGAL - LAU CIH - SENEMBAH - SOEKA PIRING 
+ DELI SULTANATE (Meliala dari Aceh)
 
Sebuah KUTA adalah endapan dari 4 buah URUNG berbeda, sekalipun di-established sebagai bagian dari 1 URUNG tertentu. Cukup punya 1 KUTA di Taneh Karo anda adalah Orang KARO.

Tidak seperti Batak yang adalah MANAGEMENT of CLANs, πŸ‘‰ dimana ke-4 suku [TOBA - SAMOSIR - HUMBANG - SILINDUNG] mengikuti clan RADDJA I (SRB dari Taiwan) dan menjadi BATAK tanpa embel-embel.

KARO adalah MANAGEMENT of LANDs.
πŸ’’ 4 Urung di DELI HULU adalah KARO sepenuhnya, dan 
πŸ’’ 4 kejuruan di DELI HILIR adalah MELAYU.

Tidak ada yang jadi πŸ‘‰ DELI KARO, tapi TEBBA kok jadi BATAK TOBA πŸ‘€, mengingkari Raja Berempat πŸ‘‰ [Toba - Samosir - Humbang - Silindung] dan menjadi Suku Ompu i (Nommensen, Rasul Batak), suku HKBP tanpa embel-embel Toba!?
πŸ‘‡πŸ‘‡πŸ‘‡
Awas 
ada Batak yang claim suatu marga di Karo dengan modal Kuburan Cor-Coran. πŸ‘‰ nggak tau apa-apa mereka itu. MUNTHEI itu ada juga yang KARO, Bro. πŸ‘‰ Bahkan mayoritas malah,
tapi jangan harap YANG MERASA BUKAN KARO akan mengakui ke-GINTING-an nya 😁