Batak Karo sebagai "THESIS" dan Karo Bukan Batak sebagai "ANTITHESIS"
Foto disadur dari FB : AndichristTheodicea KaynEchsed Ginting |
Pernyataan Karo bukan Batak tersirat dari berbagai karya tulis ilmiah oleh mereka para ahli dan guru besar dari berbagai perguruan tinggi yang reputable dari seluruh dunia.
Pernyataan tersebut adalah berkat dari hasil penelitian mereka dari berbagai, data, literatur dan faktualitas lapangan yang bersifat Antropologis, Sosiologis, Historis, Arkeologis, Linguistik dan kajian literatur ilmiah lainnya.
Mereka yang menyiratkan bahwa Karo Bukan Batak dalam karya literatur imiahnya antara lain adalah :
1. Prof. Herry Truman Simanjuntak.
2. Dr. I Ketut Wiradnyana.
3. Dr. Yetno Suprayitno.
4. Prof.Bungaran Simanungkalit.
5. Dr. Ichwan Azhari.
6. Dr. Edward Simanungkalit.
7. Dr. Juara Ginting
8. Dr. Erond L Damanik.
9. Drs. Wara Sinuhaji M.Si.
10. Daniel Perret
11. Uli Kozok
12. Dr. Dardanilla
13. Prof. B.A Simanjuntak.
14.Dll.
Jadi perlu kita ketahui, bahwa merekalah yang secara ilmiah paling bertanggung jawab atas pernyataan tentang Karo Bukan Batak.
Bukan mereka yang mensosialisasikannya secara on line di media sosial.
Ingat...!
Mereka para penggiat KBB bukanlah sebuah organisasi, tidak juga terkoordinasi bahkan tidak saling mengenal satu dengan lainnya.
Mereka hanya meneriakkan temuan dan kebenaran ilmiah yang terbarukan.
Dan hal itu mereka lakukan atas kesadaran sendiri dan spontanitas karena mendapat informasi ilmiah yang terbarukan bahwa ternyata Karo Bukan Batak.
Sekaligus untuk menjaga eksistensi Kalak Karo sebagai sebuah identitas suku agar tidak hilang dan punah yang menjadi kekhawatiran.
Karena sudah banyak suku bangsa dan bahasa yang telah punah tergerus oleh kooptasi kultural dan aktifitas politik sepanjang sejarah.
Lagi pula.!
George Wilhelm Friedrich Hegel, dalam bukunya yang terkenal "The Philosophy Of History" menyatakan ; Bahwa untuk mendapatkan kebenaran yang sesungguhnya, perlu selalu dipertentangkan secara Dialektis dan terus menerus antara Thesis (yang sudah dianggap sebagai kebenaran) dengan Antithesis sebagai penyanggah karena mendapat kebenaran yang terbarukan lewat penelitian yang bersifat ilmiah.
Saat ini Batak Karo sebagai sebuah "Thesis" (yang selama ini sudah dianggap sebagai sebuah kebenaran) mendapat sanggahan yang sangat seru dari Karo Bukan Batak sebagai "Antithesis" (karena temuan data, fakta dan literatur yang terbarukan).
Ternyata si Thesis mendapat perlawanan yang sangat sengit dari Antithesis yang mendapat banyak dukungan dari referensi literatur, data dan faktualitas lewat kajian yang bersifat Antropologis, Sosiologis, Historis, Arkeologis, Linguistik dan kajian ilmiah lainnya.
Dan mereka para ahli dari berbagai perguruan tinggi yang reputable dari seluruh dunia telah menyatakan bahwa Karo Bukan Batak.
Nah.... kebenaran apalagi yang ingin kau sanggah kawan..!