Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Kalau Merujuk Pada Kronik Negarakertagama Masa Majapahit Sumatera Timur Adalah Tanah Rumpun Melayu


Suku Karo berkemungkinan akan kehilangan jati dirinya jika dimasukkan kedalam Kelompok Batak sebab separuh dari penduduk suku Karo berada di Deli, Serdang, Langkat. Mereka adalah orang Karo yang berbudaya Melayu.

Jika Karo adalah Batak berarti Karo di Deli, Serdang dan Langkat adalah pendatang ditanah Rumpun Melayu di Sumatera Timur kerena jika merujuk pada masa Majapahit thn 1365M dalam Kronik Negara Kertagama, Sumatera Timur disebut sebagai Tanah Rumpun Melayu bukannya Tano Batak yang merupakan asal mula dari Bangso Batak.

Dimasukkannya Karo dalam kelompok Batak juga dapat berpotensi, pendiri Kota Medan Guru Patimpus Sembiring Pelawi dianggap pendatang dari Batak Hulu di pegunungan yang turun ke dataran rendah di Medan sebab wilayah rumpun Batak berbeda dengan wilayah rumpun Melayu dan Tano Batak bukanlah tanah rumpun Melayu.

Kalau Merujuk ke Kerajaan Haru di Delitua Karo itu Bukan Batak

Kisah raja-raja Rumpun Melayu Sulalatus salatin yang ditulis oleh Tun Srilanang perdana menteri Johor pada tahun 1600M, menyebutkan bahwa kerajaan Haru yang terletak di Delitua adalah salah satu penguasa selat Malaka.

Salah satu raja Haru ini, pernah melakukan pernikahan dengan putri Sultan Melaka. Pernikahan antar negeri ini kemudian terulang kembali antara Sultan Johor (Johor kelanjutan Melaka) dengan Ratu Haru yang melarikan diri ke semenanjung karena serangan Aceh.

Kemudian pada masa Ratu Haru berkuasa, kerajaan ini runtuh diserang Aceh untuk kedua kalinya. Dalam serangan yang kedua ini Aceh dibantu oleh Turki.

Walaupun Haru di Delitua sudah runtuh tetapi perangkat kerajaannya yang disebut Urung berempat masih tetap berdiri. Kemudian Kerajaan Urung berempat tersebut berubah nama menjadi Kedatukan Empat Suku Deli.

Menurut peneliti dari Inggris Mckinnon yang meneliti benteng Putri Hijau lebih dari 40 tahun, menyebutkan masyarakat Haru di Delitua adalah orang Karo.

Oleh: Fajar Bangun