Kemanusiaan Bangkit Saat Satwa Liar Menurun: Bukti Baru dari Dua Studi Mengguncang Dunia Sains

Dominasi Manusia atas Alam: Fakta yang Tak Terbantahkan
Dua penelitian besar dari Weizmann Institute of Science, Israel, baru-baru ini mengungkap gambaran mengejutkan tentang seberapa jauh manusia telah menguasai planet ini.
Dalam laporan yang diterbitkan di jurnal Nature Ecology & Evolution dan Nature Communications, para ilmuwan menyimpulkan bahwa pergerakan manusia kini 40 kali lebih besar dibandingkan seluruh hewan darat di dunia.
Sejak Revolusi Industri, aktivitas manusia — seperti berkendara, bepergian, dan transportasi global — telah meningkat 4.000%, sementara pergerakan satwa liar di alam justru menurun drastis hingga 60%.
Artinya, manusia kini menjadi kekuatan paling dominan dalam siklus pergerakan biomassa di Bumi.
Satwa Liar Menyusut, Aktivitas Manusia Meledak
Prof. Ron Milo dan timnya menghitung “metrik pergerakan biomassa”, yaitu gabungan antara massa tubuh semua individu suatu spesies dengan jarak yang mereka tempuh setiap tahun.
Hasilnya?
-
Manusia kini bergerak jauh lebih banyak — bukan karena berjalan kaki, tapi karena kendaraan bermotor, pesawat, dan moda transportasi lain.
-
Sekitar 65% aktivitas manusia dilakukan dengan mobil atau sepeda motor, 20% dengan berjalan kaki atau bersepeda, dan 10% melalui penerbangan udara.
“Bahkan migrasi besar hewan di Afrika pun tak sebanding dengan pergerakan biomassa manusia yang terjadi saat jutaan orang berkumpul di satu kota untuk acara seperti Piala Dunia,” ujar Prof. Milo.
Energi dan Dampak Ekologis yang Mengerikan
Para peneliti menemukan fakta mencengangkan:
-
Energi yang dihabiskan satu maskapai penerbangan besar setara dengan energi yang digunakan seluruh burung liar di dunia.
-
Kapal pengangkut gas dan bahan kimia mengkonsumsi energi sebesar energi yang dikeluarkan seluruh mamalia laut untuk bergerak.
-
Sementara itu, pembangkit listrik 2 gigawatt menghasilkan daya sama besarnya dengan energi total pergerakan mamalia darat liar.
Dengan kata lain, seluruh sistem transportasi manusia kini telah melampaui batas alamiah energi kehidupan di Bumi.
Hilangnya Biomassa Mamalia Liar
Dalam studi kedua yang diterbitkan di Nature Communications, tim yang sama menghitung perubahan total biomassa mamalia global sejak tahun 1850.
Hasilnya menegaskan betapa drastis perubahan yang terjadi:
| Kategori | Biomassa Tahun 1850 | Biomassa Sekarang | Perubahan |
|---|---|---|---|
| Mamalia liar darat & laut | 200 juta ton | 60 juta ton | ↓ 70% |
| Manusia | - | 700% meningkat | ↑ 700% |
| Hewan ternak & peliharaan | - | 400% meningkat | ↑ 400% |
Artinya, biomassa hewan peliharaan kini mencapai 1,1 miliar ton, jauh melebihi gabungan seluruh mamalia liar yang tersisa.
Alam yang Terkurung, Ekosistem yang Melemah
Peneliti utama, Dr. Yuval Rosenberg, menjelaskan bahwa penurunan pergerakan satwa liar menjadi tanda bahaya besar.
Hewan-hewan di darat dan laut memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem — mulai dari penyebaran benih, rantai makanan, hingga sirkulasi energi alami.
“Ketika konektivitas ekosistem terganggu, alam kehilangan kemampuannya untuk memulihkan diri,” tegas Rosenberg.
Pelajaran dari Masa Lalu
Beberapa spesies memang masih bisa pulih, seperti paus besar yang kini perlahan bangkit setelah perburuan komersial dilarang.
Namun, sebagian besar populasi satwa lainnya belum menunjukkan tanda pemulihan yang berarti.
“Langkah paling efektif adalah mencegah kerusakan sebelum terjadi, bukan memperbaikinya setelah terlambat,” ujar Milo.
Fakta-Fakta Menarik dari Penelitian
-
Total pergerakan 1,3 miliar mobil di dunia kini sebanding dengan semua hewan darat dan laut digabungkan.
-
Biomassa satu spesies gajah Afrika pada tahun 1850 setara dengan seluruh 5.000 spesies mamalia liar saat ini.
Energi yang digunakan untuk mengangkut makanan manusia dua kali lebih besar daripada energi yang dihabiskan seluruh umat manusia untuk bergerak.
Seruan untuk Kesadaran Global
Penemuan ini menjadi cermin keras bagi umat manusia.
Kita bukan lagi sekadar bagian dari alam — kita adalah kekuatan yang menentukan nasibnya.
Jika pergerakan manusia terus melaju tanpa kendali, maka satwa liar, laut, dan ekosistem akan semakin menyusut hingga kehilangan fungsinya sama sekali.
Sumber: Weizmann Institute of Science – Nature Ecology & Evolution, Nature Communications