Kisah Legendaris Johnny Sembiring dan Beer Ali: Persahabatan Berujung Tragis

Dunia kriminal Indonesia pada era 1960-an menyimpan banyak kisah menarik. Dua nama besar yang tak bisa dilewatkan dalam sejarah kejahatan Tanah Air adalah Johnny Sembiring dan Beer Ali. Keduanya dikenal sebagai sosok legendaris dalam dunia hitam yang kisahnya masih sering dibicarakan hingga kini.

Awal Mula Aksi Penipuan Johnny Sembiring

Johnny Sembiring, pria kelahiran Simalungun, 4 Februari 1933, sempat mengguncang Bandung dengan aksi penipuan terkait dana pampasan perang Jepang.
Kala itu, Jepang diwajibkan memberikan kompensasi atas penjajahannya di Indonesia. Bentuk pampasan tersebut tidak hanya berupa uang, tetapi juga pupuk yang dikirim ke pelabuhan Tanjung Priok untuk didistribusikan ke Jawa Barat.

Informasi mengenai dana distribusi pupuk itu didengar Johnny dari rekannya sesama pelaku dunia gelap, Eddy Yunus, ketika mereka bertemu di Pasar Baru, Jakarta, pada tahun 1961. Dari sinilah muncul ide besar untuk “menggarap” proyek fiktif yang akan menjerat banyak pihak.

Eddy, yang dikenal sebagai pencopet kelas kakap di Jakarta, mengajak Johnny melakukan aksi penipuan terhadap Padi Centra, instansi yang menangani distribusi pupuk dari Jakarta ke Bandung. Mereka pun menyiapkan dokumen tagihan palsu seolah-olah untuk biaya pengangkutan.

Aksi Penipuan yang Berhasil di Tengah Kepercayaan

Johnny kemudian mendekati seorang pejabat penting di Padi Centra bernama Doddy. Dengan strategi licik namun halus, Johnny menawarkan tiket pembukaan Asian Games di Jakarta lengkap dengan fasilitas menginap di Hotel Indonesia.
Tak berhenti di situ, ia juga memberikan senapan angin kepada anak Doddy sebagai bentuk “hadiah persahabatan”.

Tanpa curiga, Doddy pun memproses tagihan palsu tersebut hingga Johnny berhasil mencairkan cek senilai Rp2,7 juta — jumlah besar pada masa itu.
Dalam pengakuannya di harian Prioritas tahun 1980-an, Johnny berkata,

“Hari itu juga aku langsung ke Bank Indonesia, dikawal oleh kawan-kawan.”

Namun, aksi ini tak berhenti di satu kesempatan. Johnny dan kelompoknya berhasil membobol dana distribusi pupuk hingga mencapai Rp32 juta, sebelum akhirnya kebongkar dan menjadi headline harian Pikiran Rakyat Bandung.

Dari Penjara ke Pelarian: Kisah Johnny Sembiring yang Tak Pernah Usai

Setelah ditangkap dan dijebloskan ke Nusakambangan, Johnny kembali menunjukkan kelicikannya. Ia berpura-pura sakit hernia agar bisa dirujuk ke fasilitas medis di luar penjara, dan dari situlah ia melarikan diri dengan mulus.
Aksi pelarian ini makin memperkuat reputasinya sebagai penjahat legendaris Indonesia yang penuh trik dan keberanian.

Persahabatan Johnny Sembiring dengan Beer Ali, Si Perampok Berwajah Tenang

Di balik sepak terjangnya, Johnny juga dikenal dekat dengan Beer Ali, perampok karismatik asal Betawi yang terkenal pada masa itu. Keduanya pertama kali bertemu di Penjara Salemba.
Johnny menyebut Beer Ali sebagai sosok tenang, simpatik, dan menawan, meski di balik wajahnya tersimpan kisah kelam.

Beer Ali sudah terkenal karena sejumlah aksi besar, seperti perampokan Bank Internatio, perusahaan Belanda M. De Koning, hingga penembakan terhadap Kun Utomo.
Nama Beer Ali juga sempat muncul dalam catatan wartawan senior Alwi Shahab, yang menulis bahwa Beer Ali (atau Bir Ali) terlibat dalam aksi perampokan bersama Kusni Kasdut, tokoh kriminal terkenal yang merampok emas di Museum Nasional.

Warisan Kisah Dunia Hitam Indonesia

Kisah Johnny Sembiring dan Beer Ali bukan sekadar cerita kriminal, tetapi juga bagian dari sejarah sosial Indonesia pasca-kemerdekaan.
Mereka menggambarkan bagaimana kehidupan keras dan kondisi sosial saat itu bisa melahirkan sosok-sosok nekat yang berani menantang hukum demi uang dan kebebasan.

Kini, nama keduanya menjadi legenda yang masih menarik perhatian peneliti sejarah dan pecinta kisah kriminal klasik Indonesia.