Muncul Lagi Isu “Rafael Alun Rp3.000 Triliun” Usai Kasus Riza Chalid

Belum reda publik membicarakan kabar lama tentang pengusaha migas Riza Chalid yang dikaitkan dengan dugaan korupsi bernilai ratusan triliun, kini dunia maya kembali diguncang isu baru: nama Rafael Alun Trisambodo disebut-sebut dalam rumor kasus korupsi bernilai Rp3.000 triliun yang bahkan dikaitkan dengan 25 artis papan atas Indonesia.
Isu ini menyebar cepat di media sosial, terutama di platform X (Twitter) dan TikTok. Banyak warganet terkejut dengan angka yang begitu fantastis — jumlah yang jauh melebihi APBN sebagian besar kementerian.
Namun hingga saat ini, belum ada bukti atau pernyataan resmi dari lembaga penegak hukum seperti KPK atau Kejaksaan Agung terkait angka maupun nama-nama yang beredar. Sebagian kalangan menyebut kabar ini hanyalah spekulasi liar, namun yang lain melihatnya sebagai cerminan dari ketidakpercayaan publik terhadap transparansi pengelolaan keuangan negara.
“Kalau sampai ada isu korupsi triliunan muncul terus-menerus, artinya publik sudah kehilangan rasa percaya. Sekecil apapun kabar, langsung dianggap mungkin benar,” ujar seorang pengamat hukum di Jakarta.
Sementara itu, Rafael Alun sendiri memang pernah terseret kasus gratifikasi dan tindak pidana pencucian uang yang sudah diproses hukum. Namun nilainya jauh lebih kecil dari angka yang beredar di dunia maya.
Publik di dunia maya tampaknya tidak hanya mengejar fakta, tapi juga mengekspresikan kemarahan terhadap ketimpangan sosial. Banyak komentar yang menyoroti gaya hidup mewah para pejabat, sementara rakyat kecil terus berjuang menghadapi kenaikan harga kebutuhan pokok.
“Rakyat sudah terlalu sering dengar angka besar tapi tak pernah lihat pelakunya benar-benar dihukum setimpal,” tulis seorang netizen dalam komentar yang viral.
Isu Rafael Alun dan Riza Chalid kini menjadi semacam “simbol baru” bagi masyarakat yang kecewa dengan kasus korupsi yang dianggap tak kunjung tuntas. Meski kebenarannya belum terbukti, isu ini berhasil menggambarkan betapa tajamnya rasa frustrasi publik terhadap elite kekuasaan.
Apakah rumor ini akan terbukti, atau hanya akan menjadi sensasi sesaat di media sosial? Waktu yang akan menjawab. Tapi satu hal jelas: kepercayaan publik terhadap integritas pejabat negara semakin tipis, dan setiap isu baru—benar atau tidak—selalu dengan cepat memantik kemarahan kolektif masyarakat.