Sedang Tren di China, Warga Rela Berendam di Kolam Cabai


Fenomena unik sedang viral di China — masyarakat di sana kini ramai mencoba tren “pemandian hotpot”, yaitu berendam di air panas yang dipenuhi cabai, rempah, dan bahan-bahan herbal layaknya kuah makanan hotpot. 

Dilansir dari NDTV, tren spa ini memadukan relaksasi, estetika, dan pengobatan tradisional Tiongkok (Traditional Chinese Medicine/TCM). Foto-foto yang tersebar di media sosial memperlihatkan wisatawan berjejer antre untuk merasakan sensasi “direbus” dalam air panas yang berwarna merah menyala seperti kuah pedas hotpot.

Selain menawarkan pengalaman yang Instagrammable, pemandian ini juga diklaim memiliki manfaat kesehatan, walau belum ada bukti ilmiah yang kuat. Namun, kombinasi antara spa herbal, terapi panas, dan nuansa kuliner tradisional membuat tren ini cepat populer di berbagai kota besar di China.

Spa Hotpot yang Bikin Penasaran

Menurut laporan South China Morning Post, salah satu lokasi yang paling banyak dikunjungi berada di Harbin, Provinsi Heilongjiang. Di sana, sebuah resor menghadirkan kolam air panas berdiameter lima meter dengan dua sisi warna mencolok — merah dan putih, menyerupai hotpot dua rasa khas restoran China.

  • Sisi Merah:
    Diisi dengan cabai, terong, dan kubis. Warna merahnya bukan dari bumbu masakan, melainkan dari kelopak mawar yang diganti setiap hari. Sensasinya hangat dan sedikit menggigit di kulit, tapi tetap aman karena cabai yang digunakan tidak terlalu pedas.

  • Sisi Putih:
    Mengandung susu, kurma merah, dan goji berry yang memberikan efek lembut dan melembapkan kulit.

Selain berendam, pengunjung juga bisa menikmati fasilitas spa lainnya seperti sauna, makanan prasmanan, hingga teh herbal hangat. Tiket masuknya sekitar 160 yuan atau setara Rp 374 ribu, tanpa batasan waktu berendam. Meski begitu, dokter spa menyarankan durasi 15–20 menit per sesi agar kulit tidak kering atau pusing karena panas.

Tradisi TCM Bertemu Gaya Hidup Modern

Konsep “pemandian hotpot” sebenarnya merupakan inovasi dari terapi mandi herbal tradisional China yang telah ada selama ribuan tahun. Dalam tradisi TCM, berbagai bahan alami seperti jahe, ginseng, daun mugwort, dan mint direbus untuk dijadikan air rendaman yang dipercaya membantu menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh.

Kini, praktik tersebut diadaptasi menjadi lebih modern dengan sentuhan visual menarik — cocok untuk generasi muda yang senang berbagi pengalaman unik di media sosial. Spa hotpot pun menjadi bagian dari wellness tourism, gabungan antara kesehatan, budaya, dan hiburan.

Pro dan Kontra di Kalangan Warganet

Seperti tren unik lainnya, pemandian hotpot menuai beragam reaksi. Sebagian warganet menganggap ide ini kreatif karena berhasil mengangkat budaya kuliner dan tradisi China ke dalam dunia spa modern.

“Hotpot itu bagian penting dari budaya kami. Inovasi seperti ini membuat tradisi tetap hidup,” tulis seorang pengguna di platform Meituan.

Namun, tak sedikit juga yang mengkritik penggunaan bahan makanan seperti cabai dan susu karena dianggap pemborosan. Beberapa menyarankan agar spa cukup menggunakan aroma herbal sintetis tanpa mengorbankan bahan pangan.

Potensi Bisnis Spa Hotpot

Meski ada pro dan kontra, popularitas spa bertema hotpot terus meningkat. Budaya hotpot sendiri memang sudah menjadi bagian besar dari ekonomi kuliner di China.
Menurut data Red Restaurant Big Data yang dikutip Xinhua News, nilai industri hotpot di China mencapai 617,5 miliar yuan atau sekitar Rp 1.443 triliun pada tahun 2023.

Dengan angka sebesar itu, tak heran jika spa hotpot diprediksi menjadi tren baru di industri spa dan wellness Asia dalam waktu dekat.

Meski terlihat menyenangkan, pengelola spa mengingatkan bahwa bahan di dalam kolam tidak boleh dimakan. Selain itu, pengunjung dengan penyakit kulit, alergi, atau masalah jantung disarankan untuk berkonsultasi terlebih dahulu sebelum mencoba pemandian ini.