Baby Shark: Video 90 Detik yang Menjadi Bisnis Triliunan Rupiah (Studi Kasus Pinkfong)

Siapa yang tidak pernah mendengar lagu “Baby Shark, doo-doo-doo-doo-doo...”? Lagu sederhana yang dinyanyikan anak-anak di seluruh dunia ini telah menjadi fenomena global dan mendorong perusahaan pembuatnya, Pinkfong, menjadi salah satu raksasa industri hiburan anak modern.

Video yang berdurasi hanya 90 detik ini tidak hanya viral, tetapi juga mencatat rekor sebagai video paling banyak ditonton di YouTube sepanjang masa, dengan lebih dari 16 miliar tayangan. Yang lebih mengagumkan, satu konten sederhana ini kini berubah menjadi waralaba bisnis bernilai triliunan rupiah.

Lalu, bagaimana sebuah lagu anak-anak yang repetitif dan sederhana dapat menjadi fenomena global? Apa strategi di balik kesuksesan Baby Shark? Dan bagaimana Pinkfong memanfaatkannya menjadi sumber pendapatan jangka panjang?

Artikel ini membahas lengkap perjalanan Baby Shark dan pelajaran bisnis yang bisa diambil darinya.

Apa Itu Baby Shark dan Dari Mana Asalnya?

Sebelum menjadi viral lewat video animasi Pinkfong, lagu Baby Shark sebenarnya sudah dikenal sejak tahun 1970-an di Amerika Serikat. Lagu ini sering dinyanyikan anak-anak dalam kegiatan camping atau sekolah musim panas.

Namun, versi Pinkfong menjadi unik karena:

  • Nada lebih cepat dan upbeat

  • Aransemen mengikuti gaya K-pop

  • Visual karakter animasi lucu yang mudah diingat

  • Koreografi tarian sederhana yang mudah ditiru

Kombinasi ini membuat Baby Shark bukan sekadar lagu, melainkan konten entertaining + engaging.

Awal dari Kesuksesan yang Tidak Direncanakan

Pinkfong — yang sebelumnya bernama SmartStudy — merilis video Baby Shark pada Juni 2016. Saat itu perusahaan hanya memiliki tiga karyawan dan ruang kantor kecil.

CEO Pinkfong, Kim Min-seok, bahkan mengatakan mereka tidak yakin akan menerima gaji secara rutin.

Video Baby Shark awalnya adalah bagian dari ratusan konten pendidikan yang dibuat perusahaan. Tidak ada ekspetasi besar.

Namun semua berubah ketika video tersebut mulai viral di Asia Tenggara, terutama setelah orang tua dan anak-anak mulai meniru gerakan tarian dalam video tersebut dan mengunggahnya di media sosial.

Baby Shark akhirnya menjadi:

Platform Dampak
YouTube Video paling banyak ditonton sepanjang masa
TikTok Trending challenge global
Spotify & Apple Music Masuk tangga lagu anak-anak
TV & Streaming Diadaptasi menjadi serial animasi

Ini menunjukkan bahwa viralitas tidak hanya terjadi dari YouTube, tetapi diperkuat oleh berbagai platform digital.

Kenapa Baby Shark Bisa Viral? (Analisis Viral Behavior)

Beberapa faktor utama penyebab kepopuleran Baby Shark:

🎶 1. Melodi Repetitif & Mudah Diingat

Seperti musik K-pop, ritmenya dibuat cepat, catchy, dan adiktif — sehingga anak-anak mudah mengingat dan menyanyikannya.

🦈 2. Karakter Visual Menarik

Desain kartun sederhana namun ekspresif, warna cerah, dan animasi halus menarik perhatian anak-anak usia 1–6 tahun.

💃 3. Tarian yang Bisa Ditiru

Salah satu alasan terbesar viralnya lagu ini adalah Baby Shark Dance Challenge, yang menyebar di TikTok, Facebook, dan YouTube.

📱 4. Target Audiens Tepat

Konten ini menyasar balita, segmen yang terkenal suka menonton ulang video yang sama berulang kali.

Itulah sebabnya tayangan Baby Shark melonjak drastis.

Baby Shark Menjadi Mesin Uang Pinkfong

Lonjakan popularitas Baby Shark mengubah Pinkfong dari startup kecil menjadi perusahaan bernilai lebih dari US$400 juta (Rp 6,6 triliun) ketika resmi melantai di bursa saham Korea Selatan pada tahun 2025.

Baby Shark tidak hanya menghasilkan pendapatan dari YouTube, tetapi berkembang menjadi:

Sumber Penghasilan Contoh
Iklan & monetisasi YouTube views, CPM anak-anak
Streaming musik Spotify, Apple Music
Merchandise boneka, baju, tas sekolah
Lisensi brand partnership global
Film & live show konser keliling dunia
Mainan & produk edukasi buku cerita, flashcard, puzzle

Pinkfong melaporkan bahwa setengah pendapatan awal perusahaan datang dari Baby Shark setelah video itu viral.

Kontroversi Hak Cipta Baby Shark

Pada tahun 2019, Pinkfong sempat menghadapi gugatan hukum karena dituduh menjiplak versi seorang komposer Amerika. Namun pengadilan akhirnya memutuskan:

Lagu Baby Shark merupakan folk song public domain, sehingga tidak ada pihak yang berhak mengklaim eksklusivitasnya.

Kemenangan ini memperkuat posisi Baby Shark sebagai aset legal Pinkfong untuk skala global.

Pinkfong Bukan Hanya Baby Shark

Kesuksesan Baby Shark memaksa Pinkfong berpikir jauh ke depan: bagaimana agar tidak menjadi perusahaan dengan satu-hit wonder?

Hasilnya, Pinkfong menciptakan karakter dan brand baru seperti:

  • Bebefinn

  • Sealook

  • Pinkfong & Hogi Series

Sebagai contoh, Bebefinn kini menyumbang 40% pendapatan perusahaan, lebih besar dari Baby Shark yang kini menyumbang 25%.

Pinkfong juga berkomitmen menggunakan data dan analitik teknologi AI untuk memahami kebiasaan menonton anak-anak agar dapat membuat konten yang relevan.

Dampak Sosial dan Efek Budaya Pop

Baby Shark tidak hanya menjadi lagu, tetapi budaya.

Beberapa contoh fenomena publik yang terjadi:

  • Diputar dalam acara olahraga global seperti World Series Baseball

  • Digunakan dalam terapi anak autisme karena ritme dan repetisinya

  • Menjadi tema ulang tahun anak di seluruh dunia

  • Dijadikan meme dan remix EDM

Baby Shark telah berubah menjadi bagian dari pop culture modern.

Kritik dan Kontroversi Publik

Meski populer, Baby Shark juga menuai kritik dari orang tua dan psikolog anak.

Beberapa menyebut konten ini:

  • terlalu overstimulating,

  • memicu tantrum jika diputar berulang,

  • membuat anak sulit fokus.

Namun banyak orang tua menganggap manfaatnya cukup besar, terutama untuk pembelajaran bahasa, ritme, dan memori akustik.

Pelajaran Bisnis dari Baby Shark

Berikut insight penting yang dapat dipetik:

Pelajaran Penjelasan
Konten sederhana bisa lebih viral dari konten kompleks Baby Shark bukan animasi mahal
Repetisi = Retensi Anak-anak menonton ulang => view meningkat
Viral butuh momentum, bukan sekadar ide Momen TikTok challenge memicu ledakan
Monetisasi harus multi-channel Baby Shark tidak hanya dari YouTube

Baby Shark menjadi contoh bagaimana ide kecil yang dieksekusi tepat dapat menciptakan dampak global. Baby Shark bukan hanya lagu anak-anak biasa. Ini adalah:

  • fenomena pop culture,

  • mesin bisnis global,

  • studi kasus terbaik tentang viral marketing,

  • dan bukti bahwa konten digital bisa menjadi aset jangka panjang jika dikelola dengan strategi yang tepat.

Pinkfong sekarang menghadapi tantangan berikutnya:

Bisakah mereka menciptakan fenomena kedua yang menyamai Baby Shark?

Hanya waktu yang akan menjawab.