Harga Bitcoin Melesat: Diprediksi Cetak Rekor Baru dalam 2–6 Bulan, Apa Penyebabnya?

Pasar kripto kembali bergerak agresif dalam 24 jam terakhir. Bitcoin (BTC) mengalami kenaikan yang cukup signifikan dan banyak analis menilai bahwa aset kripto terbesar ini sedang berada pada jalur menuju rekor tertinggi baru dalam beberapa bulan ke depan.

Bitcoin Naik, Pasar Kripto Ikut Menguat

Data Coinmarketcap mencatat, pada Sabtu (8/11/2025) pukul 07.15 WIB, kapitalisasi pasar kripto global meningkat 3,09% menjadi US$ 3,48 triliun. Bitcoin sebagai aset dengan kapitalisasi pasar terbesar menguat 1,88% dalam sehari. Harga BTC saat ini berada di level sekitar US$ 103.198 per koin atau sekitar Rp 1,72 miliar dengan asumsi kurs Rp 16.685.

Bukan hanya Bitcoin yang menguat, beberapa altcoin besar juga mencatat hasil positif:

  • Ethereum (ETH): naik 3,34% ke US$ 3.426

  • Binance (BNB): naik 4,22% ke US$ 991

  • Solana (SOL): naik 3,58% ke US$ 161

  • Dogecoin (DOGE): meroket 10,4% ke US$ 0,17

  • XRP: naik 4,57% ke US$ 2,31

Kenaikan ini menunjukkan sentimen pasar yang kembali optimis setelah fase koreksi beberapa minggu terakhir.

Mengapa Bitcoin Sempat Turun dan Kapan Bisa Naik Lagi?

Bitcoin sempat mencetak rekor tertinggi di US$ 126.200 pada 6 Oktober 2025. Namun setelah itu, harga terkoreksi hampir 20% dan bergerak di bawah level US$ 100.000.

Menurut ekonom jaringan Timothy Peterson, pola ini masih normal dan sesuai sejarah harga Bitcoin.

“Ini adalah koreksi ketiga sekitar 20% sejak 2024. Rata-rata waktu pemulihan untuk mencapai rekor baru biasanya berlangsung 2 hingga 6 bulan,” jelasnya.

Artinya, jika pola historis berulang, Bitcoin berpotensi mencetak rekor baru antara akhir 2025 hingga kuartal I-2026.

Simulasi dan Prediksi Harga BTC

Peterson juga mengungkap hasil simulasi berbasis AI:

  • Peluang BTC menembus US$ 140 ribu di akhir tahun: 20%

  • Peluang bertahan di atas US$ 108 ribu: 50%

  • Peluang melemah pada 2025: 30%

Sementara itu, Alex Thorn, Kepala Riset Galaxy, memperbarui target harga akhir tahun menjadi US$ 120 ribu, menilai pasar kini lebih stabil dengan:

✔ partisipasi investor institusi
✔ arus dana pasif ke produk kripto
✔ volatilitas yang menurun

“Selama Bitcoin bertahan di atas US$ 100 ribu, tren bullish jangka panjang masih utuh. Namun kenaikan selanjutnya mungkin lebih lambat dan stabil,” ujarnya.

Analis lain, Titan of Crypto, melihat peluang BTC mencetak rekor baru mendekati US$ 130 ribu sebelum akhir tahun, tetapi juga memperingatkan potensi koreksi tajam ke bawah US$ 70 ribu pada kuartal I-2026.

Apakah Bitcoin Masih Bisa Naik?

Meski sebagian analis berhati-hati, sejumlah data mendukung skenario kenaikan besar berikutnya:

✅ Sekitar 29,2% pasokan Bitcoin saat ini berada di bawah harga beli (underwater) – kondisi historis yang biasanya memicu reli besar
✅ Porsi investor jangka panjang meningkat hingga 70% dari total pasokan BTC
✅ Leverage di pasar derivatif menurun sehingga tekanan penurunan harga berkurang
✅ Arus dana institusi melalui ETF dan stablecoin kembali menguat

Analis Shanaka Anslem Perera menyebut kondisi ini sebagai fase “isi ulang energi pasar” sebelum reli besar terjadi. Jika tidak ada guncangan makro atau geopolitik besar, pola pergerakan harga saat ini mirip dengan sebelum lonjakan pada 2017, 2021, dan 2024.

“180 hari ke depan bisa menjadi awal dari siklus kenaikan besar berikutnya,” kata Perera.

Harga Bitcoin menguat dan pasar kripto menunjukkan sentimen positif

✅ Banyak analis memproyeksi rekor tertinggi baru dalam 2–6 bulan ke depan
✅ Meski peluang koreksi tetap ada, data on-chain dan aliran dana institusi menunjukkan pasar berada di fase sehat

Bagi investor, fase konsolidasi seperti ini sering dianggap sebagai momentum persiapan sebelum pasar kembali bullish.