Penyebab Cuaca Ekstrem di Sumut, Siklon Tropis KOTO dan Bibit Siklon 95B Picu Banjir Bandang dan Longsor

Cuaca ekstrem yang melanda wilayah Sumatera Utara pada 24–25 November 2025 akhirnya terungkap penyebabnya. Berdasarkan laporan terbaru dari BMKG melalui Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) Jakarta, kondisi cuaca buruk dipicu oleh dua sistem siklon aktif, yaitu Siklon Tropis KOTO yang berkembang di Laut Sulu dan Bibit Siklon 95B di Selat Malaka.
Dua fenomena atmosfer ini saling memperkuat dan menghasilkan curah hujan ekstrem dalam durasi panjang, yang kemudian memicu banjir bandang, genangan luas, tanah longsor, serta angin kencang di berbagai wilayah Sumatera Utara dan Aceh.
Dua Sistem Siklon Penyebab Cuaca Ekstrem
1. Bibit Siklon 95B di Selat Malaka
BMKG mencatat bibit siklon ini membentuk awan konvektif pekat berskala luas dari Aceh hingga Sumatera Utara. Awan tersebut menghasilkan hujan deras yang turun secara terus-menerus dan menyebabkan akumulasi curah hujan tinggi dalam waktu singkat.
Fenomena ini menjadi salah satu pemicu utama bencana hidrometeorologi seperti:
-
Banjir bandang
-
Tanah longsor
-
Luapan sungai dan drainase
2. Siklon Tropis KOTO di Laut Sulu
Sistem siklon ini memperkuat kondisi cuaca dengan pola:
-
Belokan angin (shearline)
-
Inflow udara lembab
-
Pertumbuhan awan hujan intensif
Akibatnya, hujan deras sulit berhenti, terutama di wilayah barat Indonesia, termasuk Sumatera Utara.
Dampak Cuaca Ekstrem di Sumatera Utara
Sebagian wilayah di Sumut terdampak banjir bandang dan longsor. Laporan lapangan menunjukkan sejumlah warga harus dievakuasi akibat tingginya debit air dan derasnya arus banjir.
Selain itu, angin kencang juga melanda sejumlah wilayah, meningkatkan risiko kerusakan infrastruktur dan pepohonan tumbang.
Peringatan BMKG dan Potensi Lanjutan
BMKG merilis peringatan dini untuk periode 25 November 2025 pukul 19.00 WIB hingga 26 November 2025 pukul 19.00 WIB. Dampak yang diperkirakan masih berlangsung antara lain:
-
Hujan sedang hingga lebat di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Riau
-
Angin kencang di Aceh dan Sumut
-
Gelombang tinggi:
| Lokasi Perairan | Perkiraan Gelombang |
|---|---|
| Selat Malaka (utara) & Perairan Riau | 1,25–2,5 meter |
| Perairan Timur Sumut & Samudra Hindia Barat Aceh–Nias | 2,5–4 meter |
| Samudra Pasifik Utara Maluku–Papua | Potensi gelombang lebih tinggi |
BMKG meminta masyarakat pesisir, terutama nelayan, untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi gelombang tinggi dan cuaca buruk.
Respons Pemerintah dan BNPB
Kepala Pusat Data dan Informasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan pemerintah daerah. Logistik darurat, tim SAR, serta jalur evakuasi sedang disiapkan untuk mempercepat penanganan dampak bencana.
Cuaca ekstrem yang menyebabkan banjir bandang dan longsor di Sumatera Utara bukan terjadi secara spontan, melainkan dipicu dua sistem siklon kuat yang saling berinteraksi. Kombinasi Bibit Siklon 95B dan Siklon Tropis KOTO menyebabkan hujan deras berkepanjangan, angin kencang, dan gelombang tinggi.
BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan memperhatikan informasi resmi cuaca dalam beberapa hari ke depan.