BEI Buka Suspensi Saham INET dan Empat Emiten Lain, Investor Kembali Bisa Bertransaksi

JAKARTA, 10 Desember 2025 — Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi membuka kembali suspensi atau penghentian sementara perdagangan pada lima saham mulai sesi I hari Rabu (10/12/2025). Dengan dibukanya akses transaksi ini, investor dapat kembali memperdagangkan saham-saham tersebut di pasar reguler maupun pasar tunai.

Pembukaan suspensi ini mencakup saham:

  • PT Pudjiadi Prestige Tbk (PUDP)

  • PT Teknologi Karya Digital Nusa Tbk (TRON)

  • PT Panca Anugrah Wisesa Tbk (MGLV)

  • PT Natura City Developments Tbk (CITY)

  • PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET)

Keputusan ini diumumkan langsung oleh Yulianto Aji Sadono, Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI. Ia menjelaskan bahwa suspensi sebelumnya diberlakukan karena terjadi lonjakan harga kumulatif yang signifikan, sehingga perlu dilakukan mekanisme cooling down sebagai bentuk perlindungan terhadap investor.

Riwayat Suspensi 5 Saham

BEI mencatat waktu penyuspensian untuk masing-masing emiten sebagai berikut:

  • PUDP disuspensi sejak 24 November 2025

  • TRON, MGLV, CITY mulai disuspensi 9 Desember 2025

  • INET disuspensi pada 4 Desember 2025

Mekanisme suspensi ini merupakan langkah standar BEI untuk menjaga aktivitas pasar tetap sehat dan meminimalkan risiko transaksi akibat pergerakan harga yang tidak wajar.

Alasan Dibukanya Kembali Suspensi

Menurut Yulianto, pembukaan suspensi dilakukan agar investor memiliki kesempatan kembali melakukan transaksi setelah kondisi pasar dianggap lebih kondusif. Ia menegaskan bahwa penghentian sementara perdagangan bukanlah bentuk sanksi, melainkan prosedur mitigasi risiko.

“Penghentian sementara dilakukan untuk memberikan waktu kepada investor dalam mempertimbangkan secara matang setiap keputusan investasinya berdasarkan informasi yang tersedia,” jelasnya dalam keterbukaan informasi BEI.

BEI Imbau Investor Lebih Cermat

BEI juga mengingatkan agar seluruh pihak yang berkepentingan selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang dirilis oleh masing-masing emiten. Hal ini penting agar keputusan investasi diambil berdasarkan data yang transparan dan akurat.