Garansi Harga Terbaik Shopee Disorot Seller: Antara Strategi Platform dan Risiko Margin Usaha

Program Garansi Harga Terbaik yang diterapkan Shopee kembali menjadi perbincangan di kalangan penjual online. Di berbagai forum seller, media sosial, hingga kolom komentar marketplace, kebijakan ini kerap disebut sebagai salah satu pemicu menipisnya margin keuntungan, bahkan dianggap “membuat seller boncos”.
Meski di sisi lain program tersebut diklaim sebagai upaya meningkatkan kepercayaan konsumen, tidak sedikit pelaku usaha menilai penerapannya lebih menguntungkan platform dan pembeli dibandingkan penjual kecil dan menengah.
Apa Itu Garansi Harga Terbaik Shopee?
Garansi Harga Terbaik merupakan fitur yang menandai produk dengan harga paling kompetitif dibandingkan produk sejenis di Shopee. Label ini bertujuan meyakinkan pembeli bahwa harga yang mereka lihat adalah yang terbaik, sehingga tidak perlu membandingkan terlalu lama sebelum melakukan transaksi.
Secara sistem, produk yang memenuhi kriteria akan mendapatkan penanda khusus dan berpotensi memperoleh visibilitas lebih tinggi di hasil pencarian maupun rekomendasi.
Keluhan Seller: Harga Ditekan, Biaya Tetap Jalan
Bagi sebagian seller, masalah utama bukan pada konsepnya, melainkan pada dampak lanjutan dari program tersebut. Untuk mempertahankan label Garansi Harga Terbaik, penjual harus terus menyesuaikan harga mengikuti pasar yang sangat dinamis.
Situasi ini mendorong terjadinya:
Perang harga antar seller dalam satu kategori,
Penurunan margin hingga batas minimum,
Ketergantungan pada volume penjualan untuk menutup biaya operasional.
Padahal, di saat harga terus ditekan, berbagai biaya lain tetap berjalan seperti komisi platform, biaya layanan, ongkos promosi, hingga ongkir yang tidak sepenuhnya ditanggung marketplace.
Perspektif Marketplace: Meningkatkan Kepercayaan Pembeli
Dari sudut pandang platform, Garansi Harga Terbaik dinilai mampu:
Meningkatkan kepercayaan konsumen,
Mempercepat keputusan pembelian,
Mengurangi keraguan pembeli dalam membandingkan harga.
Bagi pembeli, label tersebut menjadi sinyal bahwa mereka mendapatkan harga yang kompetitif tanpa harus berpindah toko atau membandingkan terlalu banyak produk.
Namun, dalam praktiknya, efek positif ini tidak selalu berbanding lurus dengan keuntungan bersih seller, terutama bagi penjual dengan modal terbatas.
Masalah Utama: Tidak Semua Produk Cocok
Salah satu kesalahan umum seller adalah mengikutsertakan seluruh produk dalam persaingan harga ketat. Padahal, tidak semua barang memiliki struktur biaya yang aman untuk ditekan.
Produk dengan margin tipis sejak awal justru paling rentan menimbulkan kerugian ketika dipaksa bersaing harga. Tanpa perhitungan matang, peningkatan jumlah pesanan tidak selalu berarti peningkatan laba.
Antara Volume Penjualan dan Keberlanjutan Usaha
Fenomena ini memunculkan pertanyaan penting di kalangan pelaku UMKM digital:
apakah peningkatan volume transaksi selalu sejalan dengan keberlanjutan usaha?
Sebagian seller menilai, fokus berlebihan pada harga termurah justru menggeser orientasi bisnis dari profitabilitas jangka panjang menjadi sekadar mengejar peringkat dan label.
Perlu Strategi, Bukan Sekadar Turun Harga
Sejumlah praktisi e-commerce menilai Garansi Harga Terbaik seharusnya diperlakukan sebagai alat pemasaran, bukan kewajiban. Artinya:
Hanya produk tertentu yang layak dimasukkan,
Harga harus dihitung berdasarkan total biaya,
Strategi promo perlu dikombinasikan dengan diferensiasi layanan, bukan harga semata.
Tanpa pendekatan ini, label harga terbaik berpotensi menjadi bumerang bagi penjual.
Garansi Harga Terbaik Shopee bukanlah kebijakan yang sepenuhnya merugikan, namun juga tidak bisa dianggap sebagai solusi instan bagi semua seller. Di tengah persaingan marketplace yang semakin ketat, program ini memperlihatkan ketimpangan kepentingan antara platform, pembeli, dan penjual kecil.
Bagi seller, kunci utamanya bukan sekadar ikut tren atau mengejar label, melainkan mengendalikan harga dengan strategi dan perhitungan yang rasional. Tanpa itu, Garansi Harga Terbaik justru dapat menjadi faktor yang mempercepat kelelahan usaha di tengah persaingan digital.