Tujuan Pembuatan Teraka (TATO) Dalam Masyarakat Suku Karo
Seorang pria Dayak menunjukkan rajahan di dada dan perutnya. Foto dari koleksi Tropenmuseum Amsterdam. |
Riong Medan News - Adapun tujuan dari pembuatan teraka (rajah) ini,
seperti dikatakan oleh: dr.I Gusti Putu Panteri, Kepala Bagian Ilmu Kedokteran
Jiwa UNUD (kompas 25-7-1983), sebagai berikut:
ü Untuk mendapat kekuatan magis ;
ü Memperindah diri ;
ü Menarik lawan jenis ;
Mengobati /menyembuhkan penyakit tertentu. Adapun pemakaian teraka
pada suku Karo berhubungan dengan masalah religi (kepercayaan), karena teraka
itu diyakini dapat menolak atau menangkal serangan. Sedang Bela atau setan,
pada saat –saat sedang melampaui masa-masa kritis.Seperti telah diuraika, bahwa
orang yang mudah diserang Sedang Bela ini, adalah perempuan yang sedang hamil, perempuan
yang sedang melahirkan, perempuan yang baru melahirkan, dan anak yang baru
lahir.
Sedang Bela mahluk halus yang selalu berpindah-pindah tempatnya,
untuk mengintai korbannya. Demikianlah Sedang Bela bertempat tinggal di hilir pemandian
(jahen tapin), simpangan jalan (serpang), dapur (dapur) dan menyembul pada
kirai tempat tidur (menggep-menggep bas kire-kire). Adapun cara Sedang Bela ini
menyerang manusia, dapat melalui beberapa cara; antara lain: karena terkejut
(sengget), melihat (pengidah) melalui mata dan kemungkinan mati, kalau tidak
diobati.
Pembuatan teraka pada umumnya diwariskan secara turun temurun, dari
generasi ke generasi berikutnya dikalangan wanita Karo. Teraka ini sudah dibuat
pada diri seseorang ketika ia masih gadis. Untuk membuat terka ini
dipergunakanlah : Patron, yang dibuat dari rumputan; kemudian sebagai alat
gambarnya dapat dipergunakan getah limus atau tahi pantat kuali yang dicampur
dengan minyak tanah lalu ditisukan kedalam kulit.
***KESING SABLON SUKA-SUKA***
-Kesing Toba & Karo-
Info Pemesanan :