Erupsi Sinabung, Siang Berubah Jadi Gelap di Karo

Letusan Gunung Sinabung kembali membuat sejumlah wilayah di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, lumpuh sementara. Puluhan desa mendadak gelap selama sekitar tiga jam, setelah sinar matahari tak mampu menembus tebalnya abu vulkanik yang menyelimuti langit.
Kondisi paling parah dirasakan warga di Kecamatan Berastagi, Naman Teran, dan Merdeka. Sejak erupsi yang terjadi sekitar pukul 10.16 WIB, suasana siang hari berubah menyerupai malam. Jalanan, atap rumah, hingga genting tertutup abu berwarna kelabu pekat.
Berastagi yang dikenal sebagai kota wisata pegunungan tampak lengang. Warga memilih bertahan di dalam rumah untuk menghindari paparan abu vulkanik yang berbahaya bagi kesehatan.
Bupati Karo Terkelin Brahmana mengatakan, pemerintah daerah telah mengerahkan armada pemadam kebakaran untuk membersihkan jalan dan fasilitas umum dari timbunan abu.
“Kami sudah menyiapkan armada Damkar Kabupaten Karo untuk membantu membersihkan abu vulkanik yang menutupi jalan,” ujarnya.
Kolom Abu Capai 5 Kilometer
Kepala Pos Pemantau Gunung Sinabung, Armen Putra, menjelaskan bahwa letusan kali ini menghasilkan kolom abu setinggi sekitar 5.000 meter di atas puncak gunung. Arah sebaran abu terpantau condong ke timur dan tenggara dengan intensitas tebal.
Saat ini, status Gunung Sinabung masih berada pada Level III (Siaga). Masyarakat dan wisatawan diminta tidak melakukan aktivitas di wilayah berbahaya, khususnya:
Radius 3 km dari puncak
Radius sektoral 5 km ke arah selatan–timur
Radius 4 km ke sektor timur–utara
Selain ancaman abu, Armen juga mengingatkan warga yang tinggal di sekitar sungai-sungai berhulu Sinabung agar tetap waspada terhadap potensi lahar dingin, terutama saat hujan turun.
Kabanjahe Relatif Aman
Berbeda dengan tiga kecamatan terdampak, Kabanjahe yang merupakan ibu kota Kabupaten Karo terpantau relatif aman dari paparan abu vulkanik. Aktivitas perkantoran dan perdagangan masih berjalan normal, meski erupsi Sinabung terlihat jelas dari wilayah tersebut.
“Semoga abu tidak sampai ke Kabanjahe, supaya tidak repot seperti daerah lain,” ujar Zul dan Dinan, warga setempat.
Aparat dan Warga Bahu-Membahu
Di Berastagi, puluhan mobil pemadam kebakaran dikerahkan. Warga, aparat kepolisian, TNI, serta relawan turut bergotong royong membersihkan abu dari jalan dan permukiman. Pemerintah daerah juga berkoordinasi dengan Palang Merah Indonesia (PMI) untuk membantu penyiraman abu.
Kapolres Tanah Karo AKBP Yustinus Setyo Indriyono mengimbau masyarakat agar tidak memasuki zona merah, terutama kawasan wisata Danau Lau Kawar. Warga yang telah direlokasi diminta tetap berada di lokasi relokasi serta menggunakan masker guna mencegah gangguan pernapasan, terlebih di tengah pandemi.
BPBD Dirikan Posko dan Dapur Umum
Sementara itu, Plt Kepala BPBD Kabupaten Karo, Nathanail Peranginangin, menyebutkan pihaknya telah mendirikan pos komando dan dapur umum untuk mengantisipasi kebutuhan warga terdampak. BPBD juga mengerahkan enam unit mobil tangki air dan satu unit water cannon untuk membantu pembersihan abu.
Gunung Sinabung sendiri kembali aktif sejak 2010 setelah ratusan tahun dorman. Meski letusan kali ini tergolong besar, Pusat Vulkanologi menyebut skalanya masih lebih kecil dibanding erupsi besar Februari 2018.
Pembersihan abu vulkanik terus dilakukan agar wilayah terdampak kembali normal dan aktivitas masyarakat dapat berjalan seperti sediakala.