Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Rakyat Mengenai Merga Tarigan


Karogaul.com - Marga Tarigan ini tadinya berdiam di sebuah Gunung, yang kini berubah menjadi Danau Toba. Mereka disebut sebagai bangsa Umang. Pada suatu hari, istri manusia Umang Tarigan ini mengeluarkan banyak darah saat melahirkan. Darah ini tiba-tiba menjadi kabut, dan kemudian jadilah sebuah danau karogaul's.

Cerita ini menggambarkan terjadinya Danau Toba dan migrasi orang Tarigan dari daerah tersebut ke Purba Tua, Cingkes, dan Tongtong Batu. Tiga orang keturunan marga Tarigan kemudian sampai ke Tongging yang waktu itu diserang oleh burung Sigurda-gurda berkepala tujuh. Untuk itu Tarigan, memasang seorang anak gadis menjadi umpan guna membunuh burung Sigurda-gurda tersebut.

Di bawah gadis itu digalilah lobang tempat sebagai benteng marga Tarigan. Ketika burung Sigurda-gurda datang dan hendak menerkam anak gadis itu, maka Tarigan ini lalu memanjat pohon dan menyumpit (eltep) kepala burung garuda itu. Enam kepala kena sumpit, akan tetapi satu kepala tesembunyi di balik dahan kayu. Salah seorang marga Tarigan ini lalu memanjat pohon dan menusuk kepala itu dengan pisau. Melalui kisah ini, marga Tarigan dikenal tangguh dan dapat mengalahkan musuh karogaul's.

Beberapa generasi setelah kejadian ini, tiga orang keturunan marga Tarigan ini diberi nama menurut keahliannya masing-masing, yakni:

• Tarigan Pertendong (ahli telepati).

• Pengeltep (ahli menyumpit).

• Pernangkih-nangkih (ahli panjat).

Tarigan pengeltep kawin dengan beru Ginting Manik. Diadakanlah pembagian wilayah antara penghulu Tongging dengan Tarigan Pengeltep. Tarigan menyumpitkan eltepnya sampai ke Tongtong Batu. Tarigan lalu pergi kesana, dan itulah sebabnya pendiri kampung (Simantek Kuta) di Sidikalang dan sekitarnya adalah Tarigan Gersang karogaul's.

Tarigan Pertendong dan Tarigan Pernangkih-nangkih tinggal di Tongging dan keturunannya kemudian mejadi Tarigan Purba, Sibero, dan Cingkes, baik yang di Toba maupun yang di Simalungun. Beberapa generasi kemudian berangkatlah dua orang marga Tarigan dari Tongtong Batu ke Juhar, yang kemudian di Juhar dikenal sebagai Tarigan Sibayak dan Tarigan Jambor Lateng. Tarigan Sebayak mempunyai nama rurun Batu (laki-laki) dan Pagit (perempuan).

Sementara nama rurun Tarigan Jambor Lateng adalah Lumbung (laki-laki) dan Tarik (perempuan). Kemudian datang pulalah Tarigan Rumah Jahe dengan nama rurun Kawas (laki-laki) dan Dombat (perempuan).

Refrensi : https://id.wikipedia.org/wiki/Tarigan