Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

5 Tradisi Pemakaman Khas Toraja yang Bikin Merinding, Salah Satunya Ritual Mayat Berjalan

ritual mayat berjalan

Karogaul.com - Bagi sebagian besar orang, kematian adalah satu hal yang menakutkan. Tapi, hal tersebut nggak berlaku bagi masyarakat Tana Toraja, Sulawesi Selatan.

 

Secara turun-menurun, masyarakat atau Suku Toraja menjadikan kematian sebagai hal yang selalu mereka perbincangkan sehari-hari. Mereka yakin, kematian adalah tonggak mencapai kehidupan abadi yang paling agung.

 

Sehingga, Suku Toraja memiliki banyak sekali tradisi mengabadikan jenazah yang cukup popular dengan berbagai cara, layaknya mumifikasi di Mesir. Meski terdengar menyeramkan, ragam tradisi ini justru menjadi menu wisata Nusantara yang nggak boleh kamu lewatkan.

 

Sebagai panduannya, Pegipegi punya rekomendasi lima tradisi unik pemakaman khas Suku Toraja, Sulawesi Selatan yang wajib kamu lihat. Selengkapnya, di bawah ini.

 

TAU-TAU

Kalau ke Toraja terus lihat seperti ada boneka kayu yang lucu bersandar di tebing, itu bukan boneka untuk mainan, lho. Dinamakan Tau-tau, deretan karya seni ini merupakan patung yang menyerupai orang meninggal yang dimakamkan di tebing tersebut. Tujuannya, agar roh seseorang yang meninggal bakal abadi tersimpan di sana. Lantaran dianggap sakral, Tau-tau nggak boleh disentuh.

 

FESTIVAL MA’NENE

mayat berjalan

Pernah membayangkan melihat mayat berjalan? Tenang, karena kamu bisa mewujudkan mimpi kamu saat datang ke Festival Ma’nene. Dalam ritual ini jasad orang yang sudah meninggal dikeluarkan dari tempatnya kemudian dipakaikan baju baru oleh keluarga atau anak cucunya.

 

Setelah didandani, mayat-mayat tersebut akan “berjalan” untuk pulang kembali ke tanah kelahirannya. Ritual ini dipercaya akan menjaga mereka, keluarga yang ditinggalkan, dari mara bahaya serta gangguan jahat, baik dari dalam maupun luar.

 

BORI KALIMBUANG

Punya mimpi main ke Stonehenge di Inggris? Nggak usah jauh-jauh karena Tana Toraja punya Bori Kalimbuang yang nggak kalah uniknya. Bisa kamu temukan di jalan Poros Barana, Pangli, obyek wisata yang jadi warisan UNESCO ini menawarkan 102 menhir megalitikum unik.

 

Deretan batu purba ini merupakan medium masyarakat Toraja untuk menyembah nenek moyang. Nah, yang bikin unik, Bori Kalimbuang menjadi tempat ritual Rante Kalimbuang digelar, penguburan khas adat Rambu Solo yang melibatkan penyembelihan daging kurban.

 

KAMBIRA

Kematian adalah suatu yang sakral bagi Suku Toraja, termasuk bagi bayi yang baru sajah dilahirkan. Masyarakat Toraja percaya bahwa apabila bayi yang meninggal saat umurnya di bawah enam bulan harus dikembalikan seperti layaknya ke rahim ibu.

 

Pohon Tarra yang kaya getah berperan sebagai pengganti air susu ibu menjadi tempat persemayaman bayi yang sempurna bagi kepercayaan masyarakat Toraja. Prosesi ini yang dinamakan sebagai Kambira.

 

LONDA

Dari semua spot wisata pemakaman di Toraja, Londa mungkin yang paling terasa spesial, deh. Terletak di Desa Sandan Uai, Londa merupakan goa yang berfungsi sebagai tempat makam. Lantaran letaknya di bukit, kamu bisa melihat banyak peti mati hingga tulang belulang jenazah yang sudah berumur ratusan tahu secara jelas.

 

Di sela-selanya, terdapat patung Tau-tau yang menjadi refleksi masing-masing jenazah yang disemayamkan di sana. Menariknya, peletakan peti mati atau Erong di sini disusun berdasarkan kedudukan di masyarakat. Semakin tinggi letaknya, semakin tinggi pula posisi orang tersebut di kehidupan.