Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Sang Ratu dan Sang Budak - Putari Ijoh, The GREEN PRINCESS of Swarnadwipa

Putari Ijoh
Foto : Ilustrasi
dibuat dengan Dalle-3
oleh Willem A Sinuraya

Kata Sambutan:
Petikan jawaban Mpu Gondrong kepada Pujand Bernhard Plato GintingS dalam sebuah diskusi mengenai "Aaru".
 
"Posisi Puteri Ijo (Putari Ijoh) yang hingga sekarang berada di dasar laut Pantai Timoer Soematera (sebagian mengatakan di Laut Cina Selatan) kira-kira demikian : Jika "Candi Boko" merupakan 'mediating point' antara Merapi dengan Pantai Selatan (Laut Kidul), demikian juga halnya posisi πŸ‘‰ Seberaya sebagai 'mediating point' antara Sibuaten (Raja Gunung) dan Pantai Timur Sumatra (Laut Ratu, Belawan).

***
Alkisah, Joustra menceritakan bahwa Putri Hijau tinggal disebuah Pohon Jabi-Jabi 'SepuluhSa' di daerah Seberaya. Suatu ketika dia menyetujui untuk menikah dengan seorang Bangsawan dari Seberaya. Mereka tak harus membayar mahar adat kepada Sang Putri asalkan Bangsawan tersebut mau memberi makan salah satu saudara laki-laki dari Putri Hijau tersebut.

Dia mempunyai dua saudara laki-laki, yakni ;
πŸ‘‰ Jelmaan ular dan 
πŸ‘‰ Jelmaan sebuah meriam.
 
Ular tersebut dikenal sangat buas dan lapar , dia makan tujuh gunung beras dan tujuh ekor kerbau sehari. Bangsawan dari Seberaya tidak menyanggupi perjanjian yang ditawarkan. Dan kemudian Putri Hijau juga menunggu lamaran dari para Orang Kaya di Sukapiring , namun tak satu pun sanggup memenuhi hal tersebut.
 
Setelah memutuskan untuk meninggalkan Sukapiring, dia meninggalkan sebuah pisau dan sehelai rambutnya sebagai sebuah pertanda. Kemudian dia pun singgah di Si Ciger (hutan daerah Bukit), Buah Langlang, Tanjung Selamat, Bayak Cineluh dan Tualang Sipitu, bahkan sampai kedaerah Buluh Awar. Namun tak satu pun daerah yang dia singgahi menyanggupi menjadi suaminya. Dan akhirnya dia pun pergi ke Delitua.
 
Sementara itu, berita tentang kecantikannya sampai kepada Raja Aceh dan berusaha untuk mengambil Putri Hijau jadi istrinya. Maka perang pun terjadi, Putri Hijau pun menyelematkan dirinya dibantu saudara laki-lakinya yang merupakan jelmaan meriam tersebut dan penduduk disana.

Sehingga pasukan Raja Aceh tak dapat berbuat apa-apa. Raja Aceh pun putus asa dan disarankan oleh penasehatnya menembakkan dirham emas ke arah persembunyian Putri Hijau dan para pelindungnya.
Para pelindung Putri Hijau pun lupa diri dan berebut uang emas tersebut. 

Disisi lain meriam yang merupakan jelmaan saudara laki-laki Putri Hijau sudah panas dan minta disiram dengan air. Namun Putri Hijau tidak mengizinkannya karena takut akan situasi yang sedang terjadi. Kemudian meriam itu pun meledakπŸ’£. 

πŸ‘‰ Ujung dari meriam itu terlempar sampai ke daerah dataran tinggi Sukanalu dan,
πŸ‘‰ Bagian pangkalnya tertinggal di Labuhan daerah Deli

Dan akhirnya Putri Hijau berhasil ditawan oleh Raja Aceh. Putri Hijau pun akhir bersedia menjadi istri dari Raja Aceh karena sang Raja menyanggupi syarat yang diajukan oleh Putri Hijau.
 
Raja Aceh pun ingin melihat saudara laki-laki dari Putri Hijau, kemudian Putri Hijau pun memanggil saudaranya tersebut. Karena ketakutan Raja Aceh pun melarikan diri setelah melihat wujud dari saudara laki-lakinya yang berbentuk Ular Besar itu.

Putri Hijau pun kemudian dibawa oleh ular besar yang merupakan jelmaan saudaranya itu diatas kepalanya. Mereka pun menghilang ditengah lautan itu.

Suatu hari ada rombongan Sultan Deli yang berlayar kembali dari sebuah perjalanan. Ditengah laut, tanpa sengaja seorang budak menjatuhkan sebuah perpatil ( sebuah kotak yang berisi perkakas tukang ) kedalam laut. Sang budak pun dipaksa mengambil kembali kotak perpatil tersebut kalau tidak dia akan dibunuh. Sang budak tersebut pun menyelam kedasar laut dan bertemu Putri Hijau yang sedang bertenun.
 
Lalu, dia pun bertanya kepada Putri Hijau kenapa bisa sampai ke dasar laut? Lalu Putri Hijau pun menceritakannya kepada sang Budak itu. Kemudian Putri Hijau pun memberikannya sebuah kotak perpatil dan menanyakan ingin makan apa kepada sang budak. Sang budak pun hanya meminta merica dan garam dan menolak makanan dari daging. Lalu Putri Hijau pun memberikan dua buah sirip setiap tangannya sehingga bisa berenang dengan cepat ke permukaan laut.
 
Sesampai diatas kapal, sang budak pun menceritakan kembali pengalamannya kepada Sultan dan Para Bangsawan. Lalu mereka semua pun ingin menemui Putri Hijau dan mengikuti Sang Budak masuk ke dalam lautan dan menemui Putri Hijau.
 
Putri Hijau sangat terkejut karena sekarang Sultan dan Para Bangsawan ingin menemuinya. Padahal dahulu ketika melewati daerah Sukapiring tak pernah ada yang memperdulikanya saat itu.
 
Namun, dia tak menunjukkan rasa dendam, dia menjamu para Sultan dan para bangsawan itu dengan makanan berlimpah. Mereka dijamu dengan daging sesuai dengan pesanan mereka. Selesai makan jamuan mereka pun kembali pulang sama seperti cara budak tadi kembali ke permukaan air.
 
Sang budak tak muncul-muncul pada saat mereka kembali ke permukaan. Namun naas, semua yang memakan daging tadi menjadi santapan buaya selepas naik ke permukaan air. Hanya tinggal Sang Budak yang selamat ke atas perahu. Dan memakai pakaian sang Sultan dan kembali ke Deli. Tempat ini ialah "perbulawanen", Tempat Bersumpah, sekarang Belawan.

Kisah ini konon dirahasiakan oleh para penduduk Karo yang mengetahuinya. Sebagai bukti dari kisah ini, masih ada sebuah pohon yang besar dengan akarnya yang sangat rimbun. Itulah Beren-beren Putri Ijo (sembahen).
 
Diceritakan Kembali Oleh M. Joustra, "Let's Over Karo Literatur", Buluh Awar, Februari 1903.
 
(Tamat).πŸ’•


πŸ’•Commentary by Lord Bandito:
πŸ‘‡  
Putari Ijoh yang terakhir ialah Seh NgennaNa Beru Sembiring Mliala, ibunya Bru Sitepu (Sukanalu Simbelang, Urung 6 Kuta). Jika Beru Muntei (Sukcita) disebut Beru Buaten dan Beru Pasei (Pantari) disebut Beru Medanak, Seh NgennaNa Beru Sembiring Mliala dijuluki Beru Jile, meskipun di era-era selanjutnya lebih dikenal sebagai Nini Beru Putri.

Ada SKIP di Kisah ini, mungkin Kisah Kerajaan Haru tidak dimasukkan setelah sampainya Beru Jile di Perigi Putri Hijau, udah datang aja Babang ACEH ( Arab-China-Eropah-Hindustan) ngajak kawinan biar jogetan di keyboard-an

[Perigi Putri Hijau merupakan bagian utama dari Benteng Putri Hijau, berlokasi di Pancur Gading, Delitua Namourambei πŸ‘‰ taneh sempukul yang dibawa ke IKN Penajam Paser Utara dibawa dari sini oleh Gubernur Sumatera]
 
Selamatkan Benteng Putri Hijau, MATA RANTAI "penyambung" SEJARAH INDONESIA!
Mejuah-JuahπŸ’•

Oleh : Mpuh Gondrong & Lord Bandito