Harga Bitcoin (BTC) Terjun ke US$ 99 Ribu, Ini Penyebab Utamanya

Nilai Bitcoin (BTC) kembali mengalami penurunan tajam dalam 24 jam terakhir. Aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar ini anjlok menembus level psikologis US$ 100.000 di tengah melemahnya pasar kripto global. Tekanan ini muncul seiring semakin redupnya harapan bahwa bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed), akan menurunkan suku bunga pada Desember 2025.

Berdasarkan data CoinMarketCap pada Jumat (14/11/2025) pukul 07.26 WIB, kapitalisasi pasar kripto global turun 2,48% menjadi US$ 3,34 triliun dalam sehari. Bitcoin sendiri merosot 2,42% dan kini diperdagangkan di kisaran US$ 99.306 per BTC, atau sekitar Rp 1,66 miliar dengan asumsi kurs Rp 16.726 per dolar AS.

Kripto Lain Ikut Terkoreksi

Pelemahan Bitcoin turut menyeret aset kripto besar lainnya:

  • Ethereum (ETH) turun 5,78% ke US$ 3.219

  • Dogecoin (DOGE) melemah 4,03% menjadi US$ 0,16

  • XRP terkoreksi 2,89% ke US$ 2,32

  • Binance Coin (BNB) turun 3,07% ke US$ 924

  • Solana (SOL) jatuh 5,83% ke US$ 144

Secara keseluruhan, sentimen negatif mendominasi pasar kripto sepanjang perdagangan global.

Tekanan Datang dari Sektor Makro dan Pasar Saham AS

Dikutip dari CoinDesk, anjloknya harga Bitcoin di bawah US$ 100 ribu berkaitan dengan melemahnya ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed. Investor kini mulai meragukan bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga pada Desember, sehingga aset berisiko kembali ditekan.

Indeks saham teknologi di Amerika Serikat juga ikut terkoreksi:

  • Nasdaq turun 2%

  • S&P 500 melemah 1,3%

Penurunan tersebut memperlihatkan bahwa investor memilih menghindari aset berisiko, termasuk kripto.

Saham-Saham Terkait Kripto Terpuruk

Tekanan semakin dalam pada saham perusahaan yang bergerak di industri kripto, khususnya perusahaan tambang yang bergantung pada infrastruktur kecerdasan buatan (AI) dan pusat data.

Penurunan yang terjadi:

  • Bitdeer (BTDR) anjlok 19%

  • Bitfarms (BITF) merosot 13%

  • Cipher Mining (CIFR) dan IREN tertekan lebih dari 10%

  • Galaxy (GLXY), Bullish (BLSH), Gemini (GEMI), dan Robinhood (HOOD) melemah 7–8%

Tren ini mempertegas pola penurunan kripto yang berulang pada jam perdagangan Amerika Serikat dalam beberapa minggu terakhir.

Analis: Bitcoin Bisa Sudah Mencapai Puncak Harga 2025

Senior Director Wincent, Paul Howard, menjelaskan bahwa pasar kini menilai peluang pemangkasan suku bunga bulan depan hanya sekitar 50%. Ia menambahkan, hubungan antara kripto dan kondisi makro semakin kuat.

“Kripto kini sangat terpengaruh kondisi ekonomi global. Dengan waktu tersisa enam minggu, ada kemungkinan harga Bitcoin sudah mencapai titik tertinggi untuk tahun 2025,” ujarnya.