Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Viral Foto Kemunculan Harimau di Sumut Akibat Illegal Logging, Ini Faktanya


Karogaul.com - Foto-foto kemunculan harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) di sebuah kawasan viral di media sosial.

Foto tersebut diberi keterangan “Akibat perambahan hutan dalam Jahe Desa Kutarakyat, Kecamatan Naman Teran, harimau sudah keluar karena sarangnya sudah diganggu pencuri kayu”.

Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah V Bahorok, Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser (BB TNGL), Palber Turnip mengatakan, kemungkinan yang menulis keterangannya salah ketik.

Baca juga : RIP, dr Anna Mari Ulina br Bukit Pasien Positif Covid-19 Meninggal di RS Martha Friska Multatuli

Pasalnya, katanya, foto-foto tersebut merupakan hasil camera trap milik tim yang sudah dilaporkan beberapa hari yang lalu di Desa Tanjung Naman, Kecamatan Bahorok, Langkat.

Harimau tersebut, katanya, masih terkait degan kasus harimau memangsa ternak sapi dan anjing milik warga di Tanjung Naman, Kecamatan Bahorok, Langkat beberapa hari yang lalu.

“Kemunculan harimau itu betul. Itu tanggal 1 Mei. Jadi kemunculannya di lokasi memangsa sapi, dan 2 titik lainnya, jadi ada 3 titik,” katanya, Rabu (6/5/2020).

Sejak kejadian harimau memangsa sapi dan anjing, masyarakat resah dan meminta direlokasi. Pada Selasa (5/5/2020) malam, pihaknya sudah rapat bersama dengan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Utara (BBKSDA), warga dan lainnya agar diberi kesempatan untuk menghalau harimau tersebut ke dalam hutan.

Baca juga : Pemprov Sumut Salurkan Sembako Rp300 Miliar untuk 1,3 Juta KK

“Tadi malam hasil diskusi, agar diberi kesempatan melakukan monitoroing dan pengsuran ke dalam lagi, kita bergerak membawa mercon dan meriam semakin hari semakin dalam hutan agar bisa didorong masuk ke hutan,” ujarnya.

Ppihaknya juga berharap agar warga tidak menggembalakan ternaknya di dekat lokasi kejadian yang hanya berjarak 2,3 km dari Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL).

Lokasi kejadian, menurutnya, masih merupakan range jelajah harimau dan berada di konsesi pabrik semen yang sekarang banyak dirambah.

Lokasi kemunculan harimau di dalam foto berada di kawasan berhutan yang diklaim sebagai milik perkebunan warga. Tepatnya di bawah kaki bukit kapur yang terjal.

Baca juga : Waspada! Pasien Covid-19 di Sumut Jadi 130, Kota Medan Paling Banyak

Ia mengaku, lokasi tersebut masih berada di Desa Tanjung Naman, yang mana pihaknya sudah memasang camera trap. Bukan Naman Teran ataupun Dalan Jahe, yang lokasinya sangat jauh dari lokasi, yakni di Kabupaten Karo.

Ia menambahkan, harimau yang memangsa sapi warga di Desa Tanjung Nama, Kecamatan Bahorok, Langkat merupakan harimau yang berbeda dari harimau yang memang sapi warga pada 2019. Hal tersebut bisa dilihat dari jejak kakinya, kali ini lebih kecil, yakni 10 cm. Sedangkan yang sebelumnya, ukuran kakinya 12 cm.

“Satu sisi bersyukur bahwa populasi di situ bertambah, kalau ini individu yang sama dengan 2019, maka bisa disimpulkan adanya ketergantungan terhadap ternak, tak mampu memburu yang wild, dalam trouble. Tapi tidak, ini individu yang berbeda,” jelasnya.

Kepala BBKSDA Sumut, Hotmauli Sianturi mengatakan, foto kemuculan harimau tersebut benar dan sudah melihatnya setelah terjadi konflik dengan 1 ekor sapi warga menjadi mangsa.

Baca juga : Inilah pekerjaan paling cocok untuk kamu yang stay di rumah akibat virus Corona, Yuk ikut join !

“Begini, masyarakat itu beternak dilepas di dekat kawasan hutan. Seolah-olah menggoda harimau itu untuk memakan. Itu dekat dengan TNGL dan hutan lindung, hutan produksi terbatas dan lainnya,” katanya.

Pihaknya bersama dengan BBTNGL, lembaga pegiat konservasi, TNI, Polri, masih berada di lokasi untuk menenangkan masyarakat dan berupaya untuk menghalau harimau tersebut ke dalam hutan.

“Untuk sekarang ini, jangan masuk ke hutan sendirian dan ternaknya dikandangkan,” pungkasnya. [kabar medan]


-----------------------------
Yuk...Buat Powerbank & Kesing
Dengan Motif Yang kamu Suka
powerbank karo





Info Pemesanan : 
casing karo