5 Faktor Utama yang Membuat Harga Bitcoin Anjlok ke US$89.000

Pasar kripto kembali diguncang setelah Bitcoin (BTC) mencatat penurunan terdalam dalam beberapa bulan terakhir. Pada Selasa (18/11/2025), harga Bitcoin sempat merosot hingga menyentuh level US$89.000, level terendah sejak April 2025. Koreksi ini menjadi salah satu penurunan mingguan paling tajam setelah sebelumnya Bitcoin bertahan di kisaran US$95.000.

Berdasarkan data CoinMarketCap, penurunan harga lebih dari 4% dalam kurun 24 jam membuat nilai kapitalisasi pasar Bitcoin jatuh ke bawah US$1,8 triliun. Dampaknya terasa di seluruh pasar kripto, dengan total valuasi pasar turun sekitar 5% menjadi US$3,07 triliun.

Bukan hanya Bitcoin, aset digital besar lainnya seperti Ethereum, Solana, XRP, hingga BNB juga mencatat pelemahan signifikan antara 3–5% dalam periode yang sama.

Gelombang Likuidasi Menghantam Pasar Derivatif

Penurunan mendadak ini memicu efek domino pada pasar derivatif. Banyak trader yang membuka posisi long—bertaruh harga akan naik—terpaksa mengalami likuidasi besar-besaran.

Menurut data CoinGlass, nilai total likuidasi harian mencapai US$948 juta, dengan lebih dari US$661 juta berasal dari posisi long Bitcoin dan Ethereum. Beberapa aset seperti XRP dan Zcash mencatat dominasi likuidasi short, menunjukkan pola tekanan yang tidak sepenuhnya satu arah.

Sentimen pasar juga merosot tajam. Indeks Fear and Greed turun ke skor 11 dari 100, yang menandakan kondisi extreme fear atau ketakutan ekstrem dari investor.

Apa Penyebab Kejatuhan Harga Bitcoin?

Penurunan harga Bitcoin tidak terjadi begitu saja. Ada sejumlah faktor besar yang memicu tekanan pasar dalam beberapa hari terakhir. Berikut lima pemicu utamanya:

1. Kebijakan Tarif Impor Amerika Serikat

Kebijakan tarif impor baru yang diberlakukan Presiden AS Donald Trump berdampak luas pada pasar global. Ditambah dengan kekhawatiran mengenai potensi shutdown pemerintahan, investor mulai menghindari aset berisiko, termasuk kripto.

Ketidakpastian ekonomi global membuat Bitcoin tidak lagi menjadi pilihan utama sebagai aset lindung nilai dalam jangka pendek.

2. Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga Melemah

Harapan terhadap penurunan suku bunga The Federal Reserve kini meredup. Pelaku pasar menilai suku bunga tinggi kemungkinan akan bertahan lebih lama dari perkiraan, sehingga aliran likuiditas menuju aset spekulatif semakin terbatas.

Jika likuiditas seret, pasar kripto cenderung menjadi salah satu aset yang paling terpukul.

3. Aliran Dana ETF Bitcoin Melambat

ETF Bitcoin spot yang sebelumnya menyerap miliaran dolar mulai kehilangan momentum. Dalam dua minggu terakhir, arus masuk hampir berhenti, bahkan beberapa mencatat aliran dana keluar. Hal ini mengurangi tekanan beli dari institusi dan melemahkan struktur permintaan pasar.

4. Koreksi di Sektor Teknologi dan AI

Penurunan harga saham perusahaan terkait AI dan teknologi seperti Nvidia, Microsoft, dan Google ikut menarik pasar kripto ke mode risk-off. Investor memilih mengamankan modal ke instrumen yang dianggap lebih stabil seperti emas dan treasury bonds.

5. Tekanan Teknis dan Sinyal Bearish

Secara teknikal, Bitcoin gagal mempertahankan support penting di area US$93.000. Penurunan lebih dalam memunculkan sinyal bearish berupa death cross antara MA 50 hari dan MA 200 hari. Sinyal ini memperkuat pandangan pasar bahwa koreksi jangka menengah dapat berlanjut.

Apakah Ini Akhir atau Peluang Baru?

Sebagian analis menilai kondisi saat ini adalah fase penyesuaian setelah reli panjang. Namun ada juga yang percaya tekanan masih bisa berlanjut hingga pasar menemukan level support baru.

Beberapa pelaku pasar justru melihat ini sebagai peluang akumulasi, terutama jika Bitcoin berhasil bertahan di area psikologis US$85.000–US$90.000.

Penurunan harga Bitcoin ke level US$89.000 merupakan hasil dari kombinasi faktor makroekonomi, melemahnya arus modal institusi, tekanan teknikal, dan perubahan sikap investor global terhadap aset berisiko.

Dalam kondisi penuh ketidakpastian seperti saat ini, penting untuk tetap waspada dan mengedepankan manajemen risiko sebelum mengambil keputusan investasi.

Disclaimer:
Artikel ini bersifat informatif dan bukan ajakan atau rekomendasi untuk membeli atau menjual cryptocurrency. Selalu lakukan riset mandiri dan pertimbangkan risiko sebelum berinvestasi.