Karena Anthony Ginting, Minyak Urut Karo Gempar di Seluruh Nusantara

Di tengah hiruk-pikuk Asian Games 2018, publik Indonesia sempat terdiam saat menyaksikan tubuh Anthony Sinisuka Ginting terkulai di sisi lapangan. Kram otot menghentikan langkahnya saat berhadapan dengan Shi Yuqi dalam final beregu putra. Ia unggul 21-20, namun kakinya tak lagi bisa bergerak. Indonesia sedih, dunia bulu tangkis tertegun, dan seorang ibu… panik bukan main.
Lucia Sriati, ibunda Anthony, menonton dari rumah di Bandung. Televisi menayangkan anaknya terbaring, wajah menahan sakit, dan perawatan medis tergesa-gesa dilakukan.
“Saya langsung telepon kakaknya. Saya tanya Anthony dirawat di rumah sakit mana,”
cerita Lucia dengan suara bergetar.
Ternyata Anthony tidak dilarikan ke rumah sakit. Ia masih dirawat di Istora Senayan. Foto keadaan Anthony dikirim kakaknya, dan Lucia baru sedikit lega. Tapi rasa cemas seorang ibu tidak pernah hilang secepat itu.
Keesokan harinya, Lucia melakukan sesuatu yang sangat “ibu”, sangat “Karo”, sangat penuh cinta:
Ia membawa sebotol minyak urut tradisional Karo dari kampung asal keluarga besar mereka di Sumatra Utara.
Bukan minyak mahal, bukan salep spesial atlet, tetapi minyak yang sejak dulu menjadi obat turun-temurun keluarga: hangat, harum khas rempah, dan penuh sugesti penyembuhan. Itulah simbol kasih sayang seorang ibu.
“Baluri kakimu pakai minyak itu, Nak…”
Dari Bandung, Lucia mengirim pesan WhatsApp:
“Baluri kakimu pakai minyak itu. Biar ototnya lemas. Ayo lakukan.”
Awalnya Anthony menolak.
Minyak itu bau.
Aroma khas minyak urut kampung memang tidak semua orang sanggup menahannya.
Namun tak lama kemudian, Lucia mendapatkan kabar yang membuat matanya berbinar.
“Tadi saya lihat kakinya sudah mengkilat… berarti minyaknya sudah dipakai,” ujar Lucia sambil tersenyum lega.
Apakah benar karena minyak itu atau bukan, biarlah keajaiban tetap menjadi misteri.
Yang jelas, hanya beberapa jam setelahnya, seluruh Indonesia dibuat terhenyak:
Anthony bangkit.
Bukan sekadar pulih, tapi menumbangkan lawannya satu per satu.
Momota tumbang, dan Minyak Urut Karo ikut mendunia
Di hadapan pemain Jepang unggulan kedua dunia, Kento Momota, Anthony tampil seperti singa. Cepat, agresif, penuh percaya diri. Dalam pertandingan penuh tensi, ia menang dua gim langsung: 21–18, 21–18.
Sorak-sorai pecah di Istora Senayan.
Nama Anthony menggema.
Dan sesuatu yang tak pernah disangka ikut terangkat minyak urut Karo.
Ribuan penikmat bulu tangkis membaca berita itu.
Semua penasaran.
Apa sebenarnya minyak ajaib dari tanah Karo itu?
Media sosial heboh.
Warga Sumatra Utara berbangga.
Bahkan orang-orang yang tak mengenal Karo tiba-tiba mencari informasi:
“Minyak urut apa itu?”
“Belinya di mana?”
“Beneran ini yang dipakai Ginting?”
Dalam satu malam, minyak urut tradisional Karo yang selama ini hanya dikenal di kampung—menjadi pembicaraan nasional.
Lebih dari sebuah obat – itu adalah doa seorang ibu
Anthony mungkin atlet, pahlawan olahraga, bintang yang disorot kamera.
Namun bagi Lucia, ia tetap anak kecil yang dulu harus dituntun untuk mengganti shuttlecock.
“Dari kecil ikut latihan selalu saya dampingi. Main pun dibimbing,” kata Lucia.
Dan ketika rasa sakit menghampiri, Lucia tetap berdiri sebagai tameng pertama. Dengan cara yang sederhana, tetapi sangat tulus: sebotol minyak dan doa yang tidak pernah putus.
Jalan Anthony masih panjang
Kemenangan melawan Momota membawa Anthony ke babak perempat final melawan Chen Long, pemain nomor 7 dunia. Laga berat menanti. Namun Lucia tahu, anaknya bukan hanya bertanding dengan kekuatan fisik. Di sana ada mental, keyakinan, dan dukungan jutaan rakyat Indonesia.
Dan bila suatu hari kemenangan besar datang, siapa tahu sejarah akan mencatat:
“Salah satu kisah paling emosional Asian Games 2018:
ketika seorang ibu, seorang anak, dan sebotol minyak urut Karo menggemparkan seluruh Indonesia.”