Tradisi Karo dan Batak yang Mengukir Rekor Dunia

Sumatera Utara selalu kaya akan budaya yang memukau, dan dua suku di provinsi ini Karo dan Bataktelah menorehkan prestasi luar biasa yang tak hanya membanggakan, tetapi juga menginspirasi banyak orang untuk melestarikan tradisi lokal. Prestasi tersebut berhasil tercatat dalam Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) dan menunjukkan bahwa budaya bukan sekadar warisan, tetapi juga kekuatan yang mampu menyatukan masyarakat.

Tari Roti Manis Karo: Keindahan yang Menggetarkan Ribuan Hati

Pada suatu sore di lapangan Retreat Center GBKP Suka Makmur Sibolangit, lebih dari 10.000 orang penari berkumpul untuk menampilkan Tari Roti Manis, tarian tradisional Karo yang memikat setiap mata yang melihatnya. Tepatnya, 4953 pasangan penari atau 10.158 individu bergerak selaras, menari dengan penuh semangat di acara Pekan Iman Anak dan Remaja (Piara) Gereja Batak Karo Protestan (GBKP).

Momen spektakuler ini tidak hanya memukau para penonton, tetapi juga mengukir rekor dunia MURI dengan nomor 7006/R. MURI/VI/2015. Jaya Suprana dan tim MURI hadir menyaksikan pencapaian ini, menyatakan bahwa Tari Roti Manis bukan sekadar hiburan, tetapi juga simbol pelestarian budaya dan identitas suku Karo. Tari ini mengajarkan kita bahwa kekayaan budaya bisa dipadukan dengan kerja sama, disiplin, dan rasa bangga pada akar tradisi.

Ulos Terpanjang Batak: Kain Panjang yang Menghubungkan Generasi

Di Kabupaten Toba Samosir, prestasi lain lahir dari tangan para perajin ulos Batak. Ulos Sadum sepanjang 500 meter dipamerkan pada pembukaan Festival Danau Toba 2014, mencatatkan rekor MURI sebagai ulos terpanjang di dunia.

Proses pembuatannya bukan pekerjaan mudah—dikerjakan selama 7 bulan oleh 20 anggota kelompok perajin binaan Bank Indonesia. Awalnya, tim ingin membuat ulos sepanjang 600 meter, namun karena penyusutan benang, panjang akhir mencapai 500 meter. Meskipun demikian, prestasi ini tetap menjadi inspirasi bagi masyarakat untuk melestarikan kain tradisional Batak, yang merupakan warisan budaya yang hampir punah. Menurut Susi Masniari Nasution, Asisten Direktur Bank Indonesia, pencapaian ini diharapkan dapat memotivasi generasi muda agar lebih peduli pada pelestarian tradisi.

 Budaya adalah Warisan, Prestasi adalah Aksinya

Kedua pencapaian ini mengajarkan satu hal penting: tradisi lokal tidak hanya perlu dijaga, tetapi juga dirayakan dan diperkenalkan ke dunia. Tari Roti Manis dan Ulos Sadum bukan sekadar rekor, tetapi simbol bagaimana budaya bisa menyatukan komunitas, menumbuhkan rasa bangga, dan menginspirasi kreativitas.

Seperti yang diingatkan dalam kutipan inspiratif:
"Jaga tradisi-mu, jika bisa, beritakan ke seluruh penjuru dunia."

Semoga prestasi ini menjadi motivasi bagi suku-suku lain di Sumatera Utara untuk mengekspresikan budaya mereka, mencetak rekor, dan menunjukkan pada dunia bahwa warisan leluhur tetap hidup, berkembang, dan menginspirasi.

Infografis Prestasi Budaya Sumatera Utara: Karo & Batak

1️⃣ Tari Roti Manis Karo

  • Penari: 10.158 orang (4.953 pasangan)

  • Acara: Pekan Iman Anak dan Remaja (Piara) GBKP

  • Lokasi: Retreat Center GBKP Suka Makmur, Sibolangit

  • Rekor MURI: 7006/R. MURI/VI/2015

  • Inspirasi: “Tari Roti Manis: Tradisi yang Menggetarkan Hati dan Menyatukan Komunitas”

2️⃣ Ulos Terpanjang Batak

  • Panjang: 500 meter

  • Perajin: 20 anggota kelompok binaan Bank Indonesia

  • Festival: Festival Danau Toba 2014

  • Lokasi Rekor: Museum Batak TB Silalahi Center & Lapangan Sisingamangaraja XII, Balige

  • Inspirasi: “Ulos Terpanjang: Warisan Budaya yang Menghubungkan Generasi”